kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bangun pembangkit listrik, SMGR efisiensi Rp 120 M


Selasa, 15 Juli 2014 / 15:54 WIB
Bangun pembangkit listrik, SMGR efisiensi Rp 120 M
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank Ina.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) membuat PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) berusaha untuk melakukan efisiensi. Caranya adalah dengan membangun pembangkit listrik yang memanfaatkan gas buang atau Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG). SMGR baru saja menandatangani perjanjian kerja sama dengan JFE Engineering Jepang.

Pembangunan WHRPG ini memiliki kapasitas 30,6 MW atau setara 20% dari kebutuhan listrik pabrik Tuban. Dengan adanya pembangkit listrik ini, SMGR dapat mengurangi penggunaan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 152 juta kWh per tahun atau menghemat biaya listrik Rp 120 miliar. Namun konstruksinya baru akan rampung di 2016.

“Perusahaan memiliki strategi inisiatif untuk mengatasi tekanan biaya yg diakibatkan kenaikan harga listrik yang kita beli dari PLN,” ungkap Direktur Utama SMGR, Dwi Soetjipto, Selasa, (15/7).

Untuk pembangunan WHRPG ini, biaya investasi yang dikeluarkan yakni Rp 638 miliar. SMGR akan menggunakan kas internal untuk mayoritas pendanaannya. Kemudian sekitar 20% atau Rp 127,6 miliar akan didanai oleh pemerintah Jepang melalui Join Credit Mechanism (JCM).

Managing Director JFE Tetsuo Tsuyuguchi menyebut bahwa penggunaan WHRPG ini merupakan proyek yang ramah lingkungan. Dengan ini, SMGR mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 122.358 ton per tahun.

Proses yang perlu SMGR jalani dalam menyetujui pembangunan WHRPG di Pabrik Tuban ini memakan waktu sampai 3 tahun. Dwi bilang, pihaknya memonitor bagaimana implementasi WHRPG tersebut pada pabriknya di Padang. Sebelumnya, SMGR telah menggunakan pembangkit listrik ini dengan kapasitas 8,5 MW di Padang.

Ke depannya, SMGR berharap bisa lebih banyak menggunakan WHRPG. SMGR berharap, pabrik di Tonasa memiliki peluang untuk memiliki pembangkit ini sekitar 15 MW sampai 20 MW. Saat ini, pabrik Tonasa memiliki powerplant sendiri dengan kapasitas 120 MW. Adapun, Tonasa hanya menggunakan listrik PLN sekitar 10% sampai 15% dari kebutuhan.

“Paling tidak kita bisa mempersiapkan langkah menekan biaya PLN,” tandas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×