Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih akan membersihkan sisa-sisa kewajiban ke sejumlah kreditur. Perusahaan ini masih memiliki tagihan sekitar Rp 2 triliun yang rencananya bakal dilunasi tahun ini.
Nilai tersebut berasal dari beberapa tagihan. Ada yang berasal dari pinjaman bank untuk modal kerja, surat sanggup alias promissory notes dan pinjaman langsung dari lembaga keuangan asing.
Baca Juga: Ada transaksi negosiasi, Bakrie & Brothers (BNBR) tepis kabar aksi korporasi
"Ada pinjaman dari kreditur asing dan promissory notes. Keduanya sudah dalam pembicaraan untuk direstrukturisasi," terang Direktur Keuangan BNBR, Amri Aswono Putro, Senin (30/3).
Berdasarkan laporan keuangan BNBR tahun buku 2019, Eurofa Capital Investment Inc menjadi salah satu kreditur untuk BNBR. Tagihan BNBR kepada perusahaan asal Singapura ini mencapai Rp 1,43 triliun.
Pada 16 Desember 2010, BNBR merilis equity link notes sejumlah US$ 109 juta kepada Eurofa. Saldo pinjaman ini seharusnya jatuh tempo pada 16 Desember 2015. Namun, BNBR belum mampu melunasi pinjaman tersebut, sehingga opsi konversi utang ke saham sesuai dalam perjanjian menjadi terbuka.
Pada tanggal jatuh tempo tersebut, BNBR telah membayar upfront fee senilai US$ 6,4 juta. Dus, saldo utang dari Eurofa saat ini tersisa US$ 103 juta atau setara sekitar Rp 1,43 triliun.
Baca Juga: Bakrie & Brothers (BNBR) Bakal Lebih Ekspansif
Sedangkan untuk promissory notes terbagi menjadi dua bagian yang mewakili beberapa kreditur, yakni promissory notes seri I dan II. Nilai kedua seri masing-masing Rp 39,66 miliar dan Rp 148,87 miliar.
"Restrukturisasi utang-utang tersebut nanti arahnya ke debt to equity conversion," tandas Amri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News