kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.044.000   9.000   0,44%
  • USD/IDR 16.463   27,00   0,16%
  • IDX 7.870   -16,06   -0,20%
  • KOMPAS100 1.102   -2,50   -0,23%
  • LQ45 799   -0,04   -0,01%
  • ISSI 269   -0,43   -0,16%
  • IDX30 414   0,05   0,01%
  • IDXHIDIV20 481   0,32   0,07%
  • IDX80 121   -0,15   -0,12%
  • IDXV30 132   -1,01   -0,76%
  • IDXQ30 134   0,06   0,05%

Bakrie & Brothers (BNBR) Ambil Alih Tol Cimanggis-Cibitung, Nilainya Rp 3,5 Triliun


Kamis, 04 September 2025 / 10:59 WIB
Bakrie & Brothers (BNBR) Ambil Alih Tol Cimanggis-Cibitung, Nilainya Rp 3,5 Triliun
ILUSTRASI. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana mengambil alih PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT), perusahaan yang mengelola Tol Cimanggis-Cibitung.KONTAN/Baihaki/13/12/2019


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana untuk mengambil alih PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT), perusahaan yang mengelola Tol Cimanggis-Cibitung.

Dalam prospektus yang diunggah tanggal 3 September 2025 di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), BNBR bilang bahwa pengambilalihan itu bakal dilakukan lewat anak usahanya, PT Bakrie Toll Indonesia (BTI) melalui pembelian atas objek transaksi.

Pertama, sebanyak 72 juta saham, atau setara dengan 90% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam CCT dengan total nilai pengambilalihannya sebesar Rp 1 triliun.

Baca Juga: Gandeng Anak Usaha BNBR, Indocement (INTP) Kembangkan Teknologi Cetak 3 Dimensi

Rinciannya, sebanyak 28 juta saham CCT yang semula dimiliki oleh PT Waskita Toll Road (WTR) atau setara dengan 35% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam CCT. Sisanya, sebanyak 44 juta saham CCT yang dimiliki oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) atau setara dengan 55% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam CCT.

Kedua, piutang WTR dan SMI kepada CCT sehubungan dengan pinjaman dari pemegang saham CCT yang diberikan oleh WTR dan SMI, dengan total nilai Rp 2,56 triliun yang merupakan pokok dari pinjaman dari pemegang saham tersebut.

Manajemen BNBT menjelaskan, BTI saat ini merupakan pemilik yang sah dan terdaftar atas 4 juta saham di CCT, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 4 miliar atau sebesar 5% dari seluruh saham yang dikeluarkan dan disetor dalam CCT.

Setelah pengambilalihan, maka kepemilikan saham BTI pada CCT akan menjadi 95%. Sisa dari 5% saham CCT dipegang langsung oleh BNBR.

Dengan total pembelian objek transaksi pengambilalihan sebesar Rp 3,56 triliun, nilainya setara dengan 88,42% dari ekuitas BNBR per 31 Maret 2025.

“Perseroan memandang bahwa akuisisi CCT merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi di sektor infrastruktur nasional, khususnya jalan tol yang memiliki peran penting dalam mendukung konektivitas dan pertumbuhan ekonomi,” kata manajemen BNBR dalam prospektus.

Selain akuisisi, BTI juga menyiapkan sejumlah fasilitas pinjaman untuk CCT. Yaitu, bridging loan senilai Rp2,7 triliun, pinjaman pemegang saham convertible Rp900 miliar, dan pinjaman operasional Rp100 miliar.

Baca Juga: Tetap Jadi Pengendali, Bakrie & Brothers (BNBR) Lepas 4,10% Saham VKTR

Dana tersebut berasal dari fasilitas pinjaman yang diterima BTI dari PT Bakrie Indo Infrastructure (BIIN) sebesar US$312 juta atau sekitar Rp5,14 triliun yang difasilitasi PT Ciptadana Sekuritas Asia.

Sebenarnya, kondisi keuangan CCT saat ini menunjukkan liabilitas jangka pendek yang lebih besar dibandingkan aset lancar, antara lain disebabkan oleh adanya shareholders loan (SHL) sebesar Rp2,1 triliun yang akan jatuh tempo di tahun 2025.

Untuk memperkuat struktur permodalan CCT, SHL tersebut direncanakan akan diinovasi dan dikonversi menjadi ekuitas. Di sisi lain, kerugian berjalan yang dialami CCT terutama disebabkan oleh struktur permodalan yang masih didominasi oleh utang sehingga membebani CCT dengan biaya bunga yang besar.

Meskipun demikian, BNBR menilai bahwa prospek jangka panjang CCT tetap sangat menjanjikan, karena dapat menghasilkan recurring income di masa depan. Hal ini didasarkan pada posisi strategis ruas jalan tol Cimanggis–Cibitung yang menjadi bagian dari jaringan Jakarta Outer Ring Road 2 (JORR 2), yang diproyeksikan akan semakin meningkatkan volume lalu lintas seiring berkembangnya kawasan industri, logistik, dan perumahan di koridor timur Jabodetabek

Untuk mengoptimalkan nilai tambah dari akuisisi ini, BNBR akan menjalankan strategi yang berfokus pada beberapa hal. Yaitu, mengoptimalkan pendapatan tol dengan mempertahankan Standar Pelayanan Minimum (SPM) sehingga dapat mengejar kenaikan tarif sesuai skedul, melakukan pengendalian biaya operasional Perusahaan, dan melakukan pembangunan rest area yang dapat menjadi sumber pendapatan di masa mendatang.

“Dengan strategi tersebut, perseroan meyakini bahwa akuisisi CCT akan memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang, meningkatkan kontribusi pendapatan konsolidasian, serta memberikan nilai tambah yang berkelanjutan bagi seluruh pemegang saham,” kata manajemen BNBR.

Total aset CCT dibagi total aset BNBR nilainya adalah 182,54%. Lalu, laba bersih CCT dibagi dengan laba bersih perseroan nilainya adalah minus 203,94%. Sementara, pendapatan usaha CCT dibagi dengan pendapatan usaha BNBR nilainya adalah 22,86%.

Selanjutnya: Siswa TK Bisa Dapat PIP Rp 450.000 Mulai 2026? Ini Informasinya

Menarik Dibaca: Promo Dunkin x BCA Tiap Kamis Selama September 2025, Beli 8 Gratis 4 Donut + Minum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×