Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) diprediksi akan memiliki pertumbuhan yang berkelanjutan di masa mendatang. Analis PT Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei dalan risetnya Senin (11/10) mengungkapkan, neraca yang kuat dengan kas bersih sebesar Rp1,7 triliun dan tanpa utang berbunga akan menjamin rencana ekspansi berkelanjutan MIKA di masa depan.
Henan Putihrai Sekuritas mencatat, MIKA menargetkan akan mengoperasikan enam rumah sakit baru dengan total 1.200 tempat tidur, atau setara dengan 200 tempat tidur/rumah sakit dalam tiga tahun ke depan. Dua diantaranya berlokasi di Cikarang and Tangerang Selatan yang direncanakan beroperasi mulai kuartal III 2022.
Adapun capital expenditre (capex) MIKA tahun ini baru terserap 28% dari total anggaran Rp 350 miliar. MIKA berencana akan lebih agresif di semester II 2021, antara lain dengan melakukan aksi merger dan akuisisi untuk dua rumah sakit potensial, yang salah satunya ditargetkan selesai di tahun ini. Ekspansi bisnis lain yang dilakukan baru-baru ini adalah penambahan klinik IVF (In Vitro Fertilization) atau bayi tabung.
Baca Juga: Kasus covid-19 mereda, prospek saham Mitra Keluarga (MIKA) masih tetap cerah
Oleh karenanya, Henan Putihrai Sekuritas menginisiasi MIKA dengan peringkat buy dengan target harga Rp 2.600 per saham.
"Kami memperkirakan EBITDA proyeksi 2021 akan tumbuh 45,5%YoY menjadi Rp 1,9 triliun karena jumlah pasien rawat inap Covid-19 yang lebih tinggi selama semester I 2021 dan potensi pemulihan jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada semester II 2021," tulis Jono dalam risetnya, Senin (11/10).
Sekadar informasi, pendapatan MIKA sepanjang semester I 2021 melonjak 65,8% YoY menjadi Rp 2,39 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan segmen rawat inap dan rawat jalan masing-masing sebesar 70,2% dan 57,7% YoY.
Sementara itu, margin EBITDA dan laba bersih berturut-turut naik menjadi 42,4% dan 29,8%, dari sebelumnya 32,4% dan 20,0%.
Rekomendasi Henan Putihrai Sekuritas itu juga sudah mempertimbangkan keberhasilan MIKA melakukan buyback 48 juta saham dengan total nilai Rp 112,9 miliar atau setara dengan 2.350/saham selama bulan Agustus dan September 2021.
MIKA pun akan melakukan program buyback tahap kedua. Untuk kali ini, MIKA mengalokasikan dana sebesar Rp 200 miliar untuk membeli kembali sampai dengan 80 juta saham sampai Desember 2021, dengan harga maksimum 2.500/saham.
Kendati diwarnai sentimen positif, risiko-risiko investasi tetap perlu diwaspadai. Di antaranya, EBITDA tahun 2021 dan 2022 yang lebih rendah dari perkiraan sebesar Rp 1,9 triliun dan Rp 2,1 triliun. Risiko lain, jumlah hari rawat inap tahun ini dan tahun depan yang lebih rendah dari proyeksi yang dipatok 639.000 dan 671.000.
Selain itu, jumlah kunjungan pasien rawat jalan tahun 2021 dan 2022 yang lebih rendah dari perkiraan yang mencapai 2,4 juta dan 2,6 juta.
Selanjutnya: Analis rekomendasikan beli saham MIKA, simak ulasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News