Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua bank kelas menengah akan yang terkait dengan pemerintah akan melakukan penambahan modal lewat mekanisme rights issue. Dana yang diincar dari aksi korporasi tersebut cukup besar. Analis memperkirakan prospek kinerja dan bank akan semakin baik karena tambahan modal tersebut membuat ruang ekspansi mereka semakin besar.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) akan menggelar rights issue pada semester II mendatang. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyetujui Penanaman Modal Negara (PMN) ke bank spesialis segmen properti ini sebesar Rp 2,98 triliun.
Pemerintah tercatat memiliki 60% saham BBTN. Dengan porsi saham publik 40%, bank ini berpotensi meraup dana segar Rp 4,96 triliun. Sementara Kementerian BUMN sebelumnya menargetkan rights issue BRIS sebesar Rp 5 triliun.
Direktur Keuangan BTN Nofry Rony Poetra menegaskan, angka Rp 2,98 triliun itu merupakan nilai PMN yang akan didapat BTN. Sementara untuk target rights issue-nya, ia belum membeberkannya. “PMN sebesar Rp 2,98 triliun,” ujarnya pada Kontan.co.id, Rabu (8/6).
Baca Juga: Mengukur Prospek Saham Emiten Konstruksi, Seberapa Menarik untuk Dikoleksi?
Sementara Wakil Menteri II BUMN Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan, penambahan modal sangat dibutuhkan BTN karena bank tersebut memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) paling kecil diantara bank BUKU IV. Dengan PMN Rp 2,98 triliun, pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan, CAR BTN akan ditingkatkan ke level 19%.
Pada perdagangan perdagangan Kamis (9/6), saham BRIS ditutup koreksi 0,3% ke level Rp 1.455. Sepanjang tahun ini, saham bank syariah ini masih 18,3%. Sementara saham BBTN ditutup stabil di level Rp 1.625. Secara year to date (ytd), saham bank pelat merah ini telah turun 6,1%.
Direktur Riset dan Investasi PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, tambahan modal itu akan berdampak positif ke kinerja Bank BTN ke depan. Perseroan akan leluasa melakukan ekspansi, khususnya meningkatkan pembiayaan rumah ke segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan milenial.
"Rights issue yang dilakukan BBTN ini sudah tetap karena saat ini permdoalannya paling kecil dari antar bank BUMN lain. Apalagi BBTN sebagai salah satu Bank BUMN yang memang mengkhususkan diri untuk berada di sektor perumahan," jelas Nico pada Konta.co.id, Kamis (9/6).
"Penambahan modal ini akan mendorong kinerja BBTN menjadi lebih baik di masa yang akan datang," lanjutnya.
Baca Juga: Indofood (INDF) Masih Direkomendasikan Beli Meski Menghadapi Kenaikan Bahan Baku
Penambahan modal PT Bank Syariah Indonesia Tbk alias BSI juga menurutnya juga akan berdampak positif ke kinerjanya ke depan. Pasalnya, pasar syariah di Indonesia masih besar sehingga bank berkode saham BRIS ini membutuhkan modal untuk mempercepat penetrasi pasar.
Untuk BRIS, Nico merekomendasikan harganya dengan target harga Rp 2.000. Sedangkan target harga BBTN Rp 2,209.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gupta juga melihat rights issue tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja ke dua bank. Tambahan modal yang begitu besar akan meningkatkan kekuatan mereka dalam melakukan ekspansi bisnis pembiayaan.