Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari
Di sisi lain, buyback ini dapat mengakibatkan penurunan pada aset dan ekuitas Providet Agro. Akan tetapi, manajemen PALM meyakini, aksi korporasi ini tidak akan mengakibatkan penurunan pendapatan dan tidak memberikan dampak negatif yang material karena PALM memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai untuk membiayai buyback dan kegiatan usaha perusahaan.
Oleh karena itu, manajemen PALM juga optimistis, buyback saham ini tidak menyebabkan penurunan laba serta tidak mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional Provident Agro. Malahan, harga saham di masa depan akan menjadi lebih stabil dan berdampak positif bagi pemegang saham.
Berdasarkan data RTI, PALM mencatatkan penjualan Rp 59,99 miliar dengan laba bersih Rp 10,14 miliar per 31 Maret 2020. Sementara itu, Provident Agro memiliki aset sebesar Rp 2,24 triliun, ekuitas Rp 2 triliun, dan arus kas Rp 13,75 miliar.
Per 30 Juni 2020, PT Saratoga Sentra Business menggenggam kepemilikan PALM sebesar 44,88%, PT Provident Capital Indonesia 44,16%, dan masyarakat 10,35%. Pada perdagangan sesi I, Selasa (21/7), harga PALM merosot 6,06% ke Rp 186 per saham atau turun 7% secara year to date.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News