kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Bahana Prime Income Fund torehkan return 16,9%


Kamis, 07 Desember 2017 / 13:05 WIB
Bahana Prime Income Fund torehkan return 16,9%


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap membukukan kinerja positif sepanjang November 2017. Indeks reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index naik 1,55% month-on-month. Sementara, secara year-to-date (ytd) per 30 November, 2017  indeks reksadana pendapatan tetap tumbuh 9,62%.

Sejumlah produk reksadana pendapatan tetap bahkan berhasil melampaui kinerja rata-rata. Salah satunya, produk Bahana Prime Income Fund yang membukukan return 16,9% ytd per akhir November. Pencapaian itu di atas rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap.

Menurut data Infovesta Utama, reksadana besutan PT Bahana TCW Investment Management ini menempati urutan ke-8 dalam daftar kinerja reksadana pendapatan tetap terbaik sepanjang November 2017.

Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan, reksadana Bahana Prime Income Fund bisa berkinerja optimal karena memiliki portofolio 95% pada Surat Utang Negara (SUN) dan sisanya ditempatkan pada dana cash.

Menurut Soni, obligasi pemerintah sepanjang tahun ini bisa memberikan sumber imbal hasil yang baik pada reksadana pendapatan tetap, karena inflasi Indonesia rendah, suku bunga stabil, nilai tukar rupiah stabil dan suplai surat utang dari pemerintah berkurang. "Likuiditas masih banyak di pasar sehingga yield membaik," paparnya, Rabu (6/12).

Kinerja reksadana ini bisa di atas rata-rata indeks karena menempatkan investasi pada obligasi bertenor 10 tahun-15 tahun. Menurut Soni, obligasi tenor panjang memberikan yield yang optimal antara risiko dengan return.

Namun, Soni mengatakan, tahun depan, merupakan tahun yang berat untuk reksadana pendapatan tetap. Sentimen yang menekan datang dari tren naik inflasi dalam negeri, The Federal Reserves yang berencana menaikkan suku bunga, dollar AS diperkirakan menguat terhadap rupiah dan yield US Treasury mengarah naik di sekitar 2,5%-3%.

Soni memproyeksikan imbal hasil reksadana pendapatan tetap tahun depan berkisar 7%-8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×