kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.211   70,15   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   13,11   1,20%
  • LQ45 880   13,40   1,55%
  • ISSI 221   1,38   0,63%
  • IDX30 450   7,23   1,63%
  • IDXHIDIV20 541   6,43   1,20%
  • IDX80 127   1,62   1,29%
  • IDXV30 135   0,66   0,50%
  • IDXQ30 149   1,87   1,27%

Bagaimana prospek saham Bank Central Asia (BBCA) pasca stock split? Ini kata analis


Selasa, 12 Oktober 2021 / 18:07 WIB
Bagaimana prospek saham Bank Central Asia (BBCA) pasca stock split? Ini kata analis
ILUSTRASI. Bagaimana prospek saham Bank Central Asia (BBCA) pasca stock split? Ini kata analis


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli

Secara terpisah Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menjelaskan, proyeksi pergerakan harga saham BBCA setelah stock split bakal lebih positif lagi dan berpeluang melanjutkan tren kenaikannya.

Menurut Sukarno, pada umumnya stock split memberikan efek positif pada minat beli pasar karena harganya bersahabat untuk investor ritel, sehingga menjadi lebih menarik.

Dalam hitungan Sukarno, saham BBCA berpotensi mengalami kenaikan hingga mencapai harga puluhan ribu lagi, tepatnya ke level Rp 10.400 dalam waktu 1-3 tahun ke depan.

Baca Juga: Harga saham BBRI & BBCA kembali kompak naik di akhir perdagangan Selasa (12/10)

Meski demikian, dari segi valuasinya saham BBCA memiliki PBV yang berada di atas rata-rata dengan saham emiten perbankan lainnya. BBCA diperdagangkan dengan PBV di 4,82 kali, sementara itu PBV BBRI lebih rendah berada di 2,64 kali, BMRI di 1,73 kali, dan BBNI dengan PBV 1.03 kali.

Selain dari harga sahamnya yang lebih terjangkau, Sukarno bilang sentimen positif untuk BBCA lainnya adalah realisasi kinerja yang cukup solid di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19.

Bank Central Asia bahkan berhasil menjadi juara dalam perolehan laba bersih terbesar di sepanjang semester I-2021 senilai Rp 14,45 triliun. Nilai itu tumbuh 18,10% year on year (yoy) dibandingkan Juni Rp 12,24 triliun.

“Pemulihan ekonomi yang berlanjut dan keberhasilan pemerintah dalam menekan angka kasus Covid-19, serta program vaksinasi yang terus berjalan menjadi sentimen untuk sektor perbankan,” papar Sukarno pada Kontan, Selasa (12/10).

Sukarno menambahkan investor bisa melakukan trading buy dengan target harga jangka pendek di Rp 7.950 per saham hingga Rp 8.000 per saham. Sementara itu, Okie memberikan rekomendasi hold untuk BBCA.

“Terkait valuasi, kami melihat pelaku pasar akan membayar dari segi future value, sehingga valuasi sifatnya relatif selama perusahaan dapat memberikan manfaat bagi investor,” pungkas Okie.

Selanjutnya: Bidik transaksi di e-commerce, BCA rilis kartu kredit BCA Blibli Mastercard

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×