Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
Adapun pergerakan IHSG akan memiliki level support 6.650 dan level resistance di 6.720. Adapun sentimen positif berasal dari realisasi indeks manufaktur China sebesar 50,9 di Desember 2021.
Capaian ini lebih tinggi dari perkiraan yakni 50. Adapun indeks manufaktur Jepang (54,3), Amerika Serikat (57,7), dan Jerman (57,4) menunjukkan kondisi ekspansif atau di atas batas 50.
Baca Juga: IHSG Diproyeksikan Bisa Tembus Level 7.150 di Akhir 2022
Walaupun sebenarnya, capaian-capaian itu lebih rendah dari perkiraan atau periode sebelumnya. Hal ini mendasari ekspektasi berlanjutnya kinerja positif ekspor Indonesia di Desember 2021.
Di sisi lain, sentimen negatif datang dari pelemahan nilai tukar rupiah sebesar 0,29% ke level Rp 14.305 per dolar AS pada Selasa sore (4/1). Tekanan itu dipicu pengetatan kebijakan moneter The Fed dan kekhawatiran peningkatan kasus Covid-19.
Melihat kondisi di atas, Valdy menyarankan menerapkan strategi selective buy pada saham-saham dengan potensi rebound atau penguatan lanjutan yang belum terindikasi overbought, seperti BBCA, BDMN, SIDO, ICBP, ITMG, PTBA dan, MEDC.