kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Awal pekan, rupiah terkoreksi ke Rp 14.857 per dollar AS


Senin, 10 September 2018 / 17:36 WIB
Awal pekan, rupiah terkoreksi ke Rp 14.857 per dollar AS
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menguat tiga hari berturut-turut pekan lalu, nilai tukar rupiah kembali terkoreksi. di pasar spot, mata uang Garuda tercatat melemah 0,25% dan ditutup pada level Rp 14.857 per dollar Amerika Serikat (AS).

Namun, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia justru mencatat rupiah menguat. Rupiah menguat 0,33% pada level Rp 14.835 per dollar AS, dari posisi sebelumnya akhir pekan lalu yakni Rp 14.884 per dollar AS.

Analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto menilai, secara teknikal, nilai tukar rupiah wajar mengalami koreksi setelah menguat dalam tiga hari perdagangan beruntun. "Selain itu, rupiah juga melemah karena dollar AS terdorong oleh sentimen dari data tenaga kerja yang positif pada akhir pekan kemarin," ujar Andri, Senin (10/9).

Jumat lalu, data tenaga kerja non-pertanian AS untuk bulan Agutus tercatat naik menjadi 201.000. Angka tersebut jauh lebih baik dari pencapaian di bulan sebelumnya yang hanya 147.000, bahkan dibanding estimasi konsensus yakni 191.000. Selain itu, upah bulanan AS sepanjang Agustus juga dirilis tumbuh 2,9% secara tahunan.

Ditambah lagi, "Sentimen perang dagang antara AS dan China masih memanas dan akan terus menguntungkan dollar AS," kata Andri.

Kendati demikian, ia menilai, nilai tukar rupiah masih bergerak dalam rentang yang stabil. Andri berharap, langkah-langkah kebijakan yang telah diambil pemerintah dapat segera berdampak pada kestabilan rupiah. Antara lain, tarif impor PPh terhadap barang konsumsi dan keputusan menunda proyek listrik demi mengerem impor dan menghemat cadangan devisa.

"Data cadev Agustus juga dirilis menurun. Artinya, Bank Indonesia terus melakukan intervensi di pasar sehingga rupiah tetap stabil," pungkas Andri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×