kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Cetak Pendapatan US$ 269 Juta di Sepanjang 2022


Rabu, 29 Maret 2023 / 14:06 WIB
Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Cetak Pendapatan US$ 269 Juta di Sepanjang 2022
ILUSTRASI. Aktivitas pabrik?kelapa sawit PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) yang cetak kinerja baik di tahun 2022


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) membukukan pendapatannya sebesar US$ 269,2 juta di sepanjang tahun 2022. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,7% secara tahunan (YoY) yang disebabkan kenaikan harga jual rata-rata serta volume penjualan Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK).

ANJT merinci pendapatannya berasal dari penjualan segmen kelapa sawit berkontribusi sebesar 98,6% terhadap total pendapatan Austindo Nusantara Jaya yang sebesar US$ 265,3 juta. Capaian ini meningkat 0,3% dibandingkan dengan pendapatan di tahun 2021 yang sebesar US$ 264,5 juta.

Sementara segmen sagu berkontribusi sebesar US$ 1,6 juta dari total pendapatan di 2022. Capaian ini naik signifikan 22,2% dari sebelumnya yang sebesar US$ 1,3 juta di 2021. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh harga penjualan yang lebih tinggi.

Segmen energi terbarukan ANJT berkontribusi sebesar US$ 579,8 ribu di tahun 2022, realisasi ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya US$ 577,2 ribu. Hal ini disebabkan oleh produksi listrik yang lebih tinggi dari pembangkit listrik biogas dibandingkan dengan produksi 2021.

Baca Juga: Austindo Nusantara (ANJT) Catatkan Produksi TBS Sebanyak 840.581 MT pada Tahun 2022

Sementara itu, pendapatan penjualan edamame tercatat sebesar US$ 1,7 juta di 2022, naik 63,6% dari tahun sebelumnya US$ 1,0 juta di 2021. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh volume dan harga jual edamame beku yang lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Di sisi lain pendapatan usaha dan beban keuangan ANJT tercatat sebesar US$ 14,6 juta, turun 62,1% dari sebelumnya US$ 38,5 juta pada tahun 2021.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan beban penjualan sebagai dampak dari keputusan kami pada Desember 2021 untuk menjual seluruh produk CPO, PK dan CPKO ke pasar domestik sehingga tidak dikenakan pajak ekspor dan pungutan ekspor.

Beban usaha pada tahun 2022 termasuk rugi kurs mata uang asing sebesar US$ 2,6 juta, naik dibandingkan dengan rugi kurs mata uang asing pada 2021 sebesar US$ 0,4 juta, disebabkan oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS dari Rp 14.269 pada akhir tahun 2021 menjadi Rp 15.731 di akhir tahun 2022.

 

Aset keuangan dalam mata uang rupiah terutama berasal dari piutang pajak dan piutang dari koperasi petani Plasma.

Beban keuangan kami, yang merupakan beban bunga atas pinjaman, naik 10,7% menjadi US$ 5,2 juta di tahun 2022 dibandingkan dengan beban bunga sebesar US$ 4,7 juta di 2021, terutama disebabkan oleh pengakuan beban bunga tambahan dari perkebunan kami di Papua Barat Daya.

Perseroan mengaku semakin banyak area perkebunan yang diklasifikasikan sebagai area menghasilkan, semakin rendah beban bunga yang dapat dikapitalisasi

ANJT mencatat laba bersih di sepanjang tahun 2022 sebesar US$ 21,2 juta. Jumlah ini turun 42,2% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2021 sebesar US$ 36,6 juta.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh beban yang lebih tinggi akibat penurunan nilai wajar TBS pada tanggal 31 Desember 2022 sebesar US$ 8,2 juta seiring dengan penurunan harga TBS pada akhir tahun 2022 dibandingkan harga TBS pada awal tahun.

Baca Juga: Tahun Ini, Produksi CPO Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Ditargetkan Naik 10%

Perseroan juga membukukan biaya masukan yang lebih tinggi di tahun 2022 sebagai dampak kenaikan harga pupuk dan solar. Laba tahun berjalan juga terdampak dari rugi selisih kurs sebesar US$ 2,6 juta sebagai dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Hal ini mengakibatkan net profit margin (NPM) 2022 turun menjadi 7,9%, dari 13,7% pada tahun 2021. NPM dari segmen kelapa sawit yang sudah mature (tidak termasuk perkebunan Papua Barat Daya dan Sumatra Selatan yang tergolong sebagai perkebunan baru menghasilkan) pada tahun 2022 adalah sebesar 17,9% lebih rendah dibandingkan 22,2% pada tahun 2021.

Austindo Nusantara Jaya membukukan EBITDA yang lebih rendah pada tahun 2022 sebesar US$ 69,3 juta dibandingkan US$ 84,0 juta pada tahun 2021. Marjin EBITDA juga turun dari 31,4% pada 2021 menjadi 25,8% di 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×