kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aturan baru BEI untuk membuat ETF ramai


Jumat, 02 Maret 2012 / 08:16 WIB
ILUSTRASI. Ilustrasi. Kedelai


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Instrumen exchange traded fund (ETF) akan semakin ramai. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menggodok dan berencana membentuk dua indeks baru yang berisi saham-saham perbankan dan infrastruktur. Indeks tersebut nantinya bisa dijadikan aset dasar untuk penerbitan produk ETF.

"Beberapa fund manager tertarik untuk membuat ETF dengan menggunakan indeks yang berbeda, misalnya indeks syariah, dan lain-lain. Yang sedang kami siapkan adalah indeks infrastruktur dan indeks perbankan," ujar Direktur Pengembangan BEI Frederica Widyasari Dewi, Jakarta, Kamis (3/1).

Namun, perempuan yang akrab disapa Kiki tersebut belum bisa memastikan waktu peluncuran indeks baru tersebut. Peluncuran indeks baru tersebut sekaligus untuk mengakomodasi permintaan dari pelaku pasar yang akan meluncurkan ETF.

Saat ini, baru ada dua perusahaan yang mempunyai ETF, yakni PT Indopremier Investment Management (IPIM) yang memiliki ETF Premier LQ 45 yang mengacu pada indeks-indeks LQ45. Selain itu, ada PT Bahana TCW Investment Management yang memiliki ETF obligasi Asian Fund ABF Indonesia Bond Index Fund (ABF IBI Fund).

Diah Sofiyanti, Direktur PT IPIM mengatakan produk ETF akan makin beragam dengan adanya indeks baru yang akan diterbitkan BEI tersebut."Nantinya akan semakin banyak pilihan yang bisa dijadikan aset dasar dan ETF bisa semakin likuid," ujar dia.

Dia menilai dua indeks yang akan dibentuk BEI masih akan menarik tahun ini. Dengan tren suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate yang ditahan di level rendah, sektor infrastruktur akan diuntungkan karena suku bunga kredit yang juga ikut turun. Sebab, investor akan memanfaatkan penurunan bunga kredit tersebut sehingga proyek-proyek infrastruktur akan semakin banyak. "Perbankan juga masih akan menarik karena pertumbuhan kinerja perusahaan masih tinggi," ujarnya.

Tahun ini, IPIM juga berencana meluncurkan ETF saham baru. Namun, dia enggan membocorkan aset dasar produk tersebut karena masih dalam kajian tim internal perusahaan. "Masih kami pelajari sektor apa yang menarik sehingga bisa memberikan return yang tinggi bagi investor juga," ujarnya. Saat ini, dana kelolaan ETF perusahaan sekitar Rp 60 miliar.

Pihak otoritas bursa juga akan memberikan diskon pada biaya transaksi sekuritas atau levy untuk perusahaan yang menerbitkan ETF. Upaya tersebut dilakukan guna menyemarakkan perdagangan ETF di bursa.

"Diskon akan diberikan berjenjang sesuai besaran transaksi. Namun besarannya belum detail karena masih dibahas di level regulator," ujar Kiki.

Sesuai peraturan BEI tentang perdagangan efek, anggota bursa wajib membayar biaya transaksi kepada bursa, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dihitung berdasarkan nilai per transaksi anggota bursa sebesar 0,03% dari nilai per transaksi. Selain itu, anggota bursa juga wajib menyetor dana jaminan transaksi sebesar 0,01% dari nilai transaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×