Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan di bisnis otomotif masih ketat. Demi mempertahankan pangsa pasarnya, PT Astra International Tbk (ASII) kini mulai menggenjot penjualan produk kendaraan sport utility vehicle (SUV).
Dalam hajatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) yang baru saja berakhir, ASII banyak memamerkan produk-produk SUV. Sebelumnya, ASII banyak mengandalkan penjualan segmen low multi purpose vehicle (LMPV).
Analis Kresna Securities Franky Rivan mengatakan, strategi ASII memperdalam pasar mobil SUV bakal cukup menguntungkan emiten ini. Apalagi, pertumbuhan penjualan mobil tipe SUV milik ASII cukup tinggi.
Franky mengatakan, suplai produksi SUV seperti Rush dan Terios telah mencapai 13.000 unit per Agustus. Angka ini tumbuh dua kali lipat dari produksi perusahaan pada awal tahun ini.
Di sisi lain, kompetitor ASII juga mulai gencar memperkenalkan model kendaraan SUV. Misalnya saja Nissan Terra dan Wuling Baojun. Meski begitu, ceruk pasar di produk SUV dinilai masih besar.
Menurut Franky, ada kecenderungan masyarakat mulai melirik SUV yang memberikan kenyamanan berkendara di jalan yang rusak. "Penetrasi segmen SUV ASII akan membantu ASII merebut pangsa pasar, terutama karena pasar memang tengah beralih ke SUV," tulis dia dalam risetnya.
Saat ini, di segmen SUV, pesaing terdekat ASII ialah Honda. Pangsa pasar SUV Honda sekitar 30% pada paruh pertama 2018.
Menurut Franky, dengan strategi menggenjot SUV, pangsa pasar ASII di bisnis roda empat bisa mencapai 51,1% di akhir 2018. Angka itu naik dibandingkan pangsa pasar ASII di semester I-2018 yang sebesar 48,5%.
Setali tiga uang, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, kontribusi dari SUV terhadap kinerja ASII akan membaik tahun ini. "Permintaan SUV milik ASII cukup banyak. Karena modelnya yang berubah total, sehingga diminati oleh masyarakat," jelas William kepada KONTAN, Selasa (14/8).
Berbagai inovasi yang dilakukan ASII di produk SUV memang cukup menarik perhatian pasar. Di sisi lain, ASII juga masih akan mempertahankan volume penjualan untuk segmen mobil lainnya. William bilang, penjualan mobil Avanza dan Ayla masih memberikan kontribusi yang besar untuk segmen bisnis otomotif ASII.
Kinerja naik
Hingga paruh pertama tahun ini, pendapatan ASII berhasil melonjak 15% menjadi Rp 112,55 triliun. Kenaikan pendapatan tersebut membuat laba bersih ASII juga terangkat 11% ke posisi Rp 10,38 triliun di akhir Juni lalu. Tapi, laba bersih ASII banyak terdongkrak dari bisnis pertambangan dan jasa keuangan.
Hingga akhir tahun ini, Franky memprediksi pendapatan ASII bisa mencapai Rp 223,8 triliun, dengan laba bersih Rp 20,9 triliun.
Di sisi lain, William menilai masih ada sejumlah tantangan bagi ASII. Salah satunya adalah kenaikan suku bunga BI 7-day repo rate. Hal ini dinilai bakal berpengaruh pada penjualan otomotif perusahaan.
Dengan raihan pangsa pasar yang lebih besar, Franky masih merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 9.100 per saham. William juga merekomendasikan beli ASII dengan target harga Rp 8.200 per saham.
Raditya Immanzah. analis Indo Premier Sekuritas, juga memberi rekomendasi beli. Ia mematok target harga ASII di Rp 9.800 per saham.
Sepanjang tahun ini, harga saham ASII sudah merosot 17,77%. Kemarin, saham ASII ditutup turun 3,87% ke level Rp 6.825 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News