Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 25%-30% penjualan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) tercatat kena dampak positif dari insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) 100%. Raihan tersebut tercatat selama periode Januari-Juni 2024.
Asal tahu saja, insentif PPN DTP 100% akan berakhir pada 30 Juni 2024. Pemberian insentif PPN DTP ditujukan untuk pembelian rumah Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar.
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak untuk memperoleh insentif PPN DTP. Yakni harga jual maksimal Rp 5 miliar dan rumah harus keadaan baru yang diserahkan dalam kondisi siap huni.
Apabila penyerahan dilakukan mulai November 2023 hingga 30 Juni 2024, maka besaran PPN DTP yang diberikan sebesar 100% dari PPN yang terutang dari bagian dasar pengenaan pajak (DPP) hingga Rp 2 miliar dengan harga jual maksimal Rp 5 miliar.
Setelahnya, PPN DTP hanya berlaku 50% pada periode Juli sampai Desember 2024.
Baca Juga: Alam Sutera (ASRI) Menyerap Capex Rp 80 Miliar di Kuartal I 2024, Ini Penggunaannya
“Produk-produk (yang terjual dengan insentif PPN DTP) berasal dari beberapa cluster di Kawasan Suvarna Sutera dan apartemen Ayodhya Residence,” kata Corporate Secretary ASRI Tony Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Jumat (28/6).
ASRI menyerap belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 80 miliar per kuartal I 2024. Serapan capex tersebut digunakan untuk mengakuisisi tanah.
Per kuartal I 2024, ASRI mencatatkan pendapatan prapenjualan alias marketing sales sekitar Rp 575 miliar. ASRI menargetkan marketing sales Rp 2,8 triliun di tahun 2024.
“Angka ini didapat dari penjualan proyek-proyek ASRI, seperti The Gramercy di Alam Sutera, Agra Cluster di Suvarna Sutera dan juga penjualan produk stok kami,” tutur dia.
Baca Juga: Alam Sutera Realty (ASRI) Catat 30% Penjualan Terdampak Insentif PPN DTP
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan, ASRI mencatatkan pertumbuhan kinerja dari sisi pendapatan maupun laba bersih.
ASRI mencatatkan penjualan sebesar Rp 947,27 miliar di kuartal I 2024, naik dari Rp 695,06 miliar di kuartal I 2023. Laba bersih ASRI per Maret 2024 tercatat sebesar Rp 42,12 miliar, naik dari Rp 30,11 miliar di Maret 2023.
“Sehingga, kami memperkirakan kinerja ASRI di kuartal II 2024 ini memiliki peluang positif tumbuh,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).
Aset hunian yang menjadi unggulan ASRI adalah kluster premiumnya bernama The Gramercy terdiri atas 109 unit rumah. Lalu, ada juga Elevee Penthouses and Residence yang berada di sebuah kawasan EscalaI.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari Emiten yang Tertekan dan Untung Saat Rupiah Melemah
Menurut Vicky, sentimen yang akan menjadi penggerak kinerja ASRI di kuartal II ini adalah insentif PPN DTP 100% dan sumbangan dari pendapatan berulang alias recurring income.
“Peluncuran rumah tapak dan pemasaran proyek The Gramercy, Elevee Penthouses and Residences, Basanta Cluster proyek Landed houses, Ashta Cluster dan Ruko Evergreen,” ungkap dia.
Di sisa tahun 2024, kinerja ASRI diproyeksikan masih bisa tumbuh. Salah satu sentimen positifnya adalah angka inflasi di Indonesia pada bulan Juni yang turun menjadi 2,51% secara tahunan alias year on year (YoY).
Sebelumnya, angka inflasi Indonesia tercatat 2,84% YoY di bulan Mei 2024.
Suku bunga Bank Indonesia (BI) yang masih tinggi di 6,25% dan berakhirnya PPN DTP 100% dapat mempengaruhi kinerja ASRI. Tetapi, ASRI sendiri masih memiliki aset pendapatan berulang serta produk-produk unggulan dan peluncuran produk baru yang dapat menarik customer.
“Adapun sentimen negatif yang dapat mempengaruhi kinerjanya ialah ketidakpastian perekonomian global dan domestik, fluktuasi rupiah, dan kenaikan suku bunga,” tutur dia.
Vicky pun merekomendasikan trading buy untuk ASRI dengan target harga Rp 134 per saham.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Terdampak Pelemahan Rupiah, Cermati Saran Analis
Technical Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora mengatakan, kinerja ASRI di kuartal II 2024 diproyeksikan masih akan stagnan.
“Sebab, masih tingginya suku bunga yang menjadi pemberat bagi sektor properti dan membuat konsumen untuk menahan pembelian rumah hunian,” ujarnya kepada Kontan, Senin (1/7).
Menurut Andhika, suku bunga tinggi masih akan menjadi sentimen negatif menjadi sentimen negatif untuk kinerja dan pergerakan saham ASRI.
“ASRI dan emiten properti lainnya akan membaik apabila suku bunga mengalami penurunan pada semester II 2024,” tuturnya.
Andhika merekomendasikan buy on weakness dengan target harga Rp 140 per saham.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan saham berada di level support Rp 124 per saham dan resistance Rp 129 per saham. Herditya masih merekomendasikan wait and see untuk saham ASRI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News