Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah tumbang hingga sore ini, dan mengakhiri penguatan yang berlangsung dua hari sebelumnya. Rupiah tertekan karena masih adanya keraguan terhadap kemampuan negara-negara Eropa membayar utangnya. Sentimen ini meredam minat investor masuk ke aset negara berkembang.
Mata uang Garuda melemah 0,2% ke level Rp 8.534 per dollar AS, hingga pukul 4.42 sore di Jakarta. Ini penurunan harian terbesar sejak 6 Juli.
Pasar saham regional juga jatuh 1,2% terpicu spekulasi asing mengurangi kepemilikan di aset negara berkembang. Hal ini karena bank sentral Eropa (ECB) dikabarkan akan mencari bantuan pendanaan bagi Italia, seperti halnya Yunani.
"Krisis Eropa belum berakhir, dan itu menggiring sentimen negatif di pasar," ujar Head of treasury PT Bank Resona Perdania.
Di sisi lain, besok Bank Indonesia akan merilis tingkat suku bunga. Analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, bank sentral akan mempertahankan suku bunga di level 6,75%.
Sementara, sore ini, harga obligasi bertenor 10 tahun turun, mengakhiri reli delapan hari sebelumnya. Adapun, data Inter- Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 naik tiga basis poin menjadi 7,28%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News