kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Asing kembali masuk pasar SUN


Jumat, 24 Agustus 2018 / 08:45 WIB
Asing kembali masuk pasar SUN


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil surat utang negara (SUN) yang terus naik membuat investor asing kembali masuk ke obligasi pemerintah. Ini terlihat dari data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan. Per 20 Agustus 2018, kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp 845,84 triliun.

Artinya, sudah terjadi kenaikan Rp 6,58 triliun di bulan Agustus ini. Pada akhir Juli lalu, kepemilikan asing di SBN cuma Rp 839,26 triliun.

Analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan mengatakan, arus dana asing kembali mengalir ke pasar obligasi domestik lantaran yield SUN saat ini berada dalam tren kenaikan. "Saat ini imbal hasil relatif lebih menarik," kata dia, Kamis (23/8). Maklum, spread yield antara US Treasury dan SBN sudah melebar.

Per Kamis (23/8), yield SUN acuan tenor 10 tahun berada di level 7,8%. Sementara, yield US Treasury dengan tenor yang sama ada di posisi 2,8%. Hal tersebut membuat spread yield kedua surat utang mencapai 500 basis poin (bps). Angka ini lebih besar dari rata-rata selisih di tahun ini yang sekitar 400 bps.

Dihitung dari real invesment pun, pasar obligasi domestik masih menjanjikan. Tingkat inflasi tahunan Indonesia per Juli 2018 sekitar 3,2%.

Dengan tingkat imbal hasil SUN acuan sebesar 7,8%, maka real investment pasar obligasi domestik ada di sekitar 4,6%. "Real investment Indonesia masih lebih menarik dibanding dengan negara tetangga," ujar Ariawan.

Tak agresif

Selain itu, kurs rupiah yang kembali stabil turut menarik minat asing kembali masuk. Wajar saja, risiko investor asing mengalami rugi kurs menjadi lebih kecil.

Namun analis fixed income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra memperkirakan, arus dana investor asing tak sederas tahun-tahun sebelumnya. "Aksi beli asing belum agresif, ini bisa jadi peluang bagi investor domestik," ungkap dia.

Hingga akhir tahun, ia memprediksi jumlah kepemilikan asing bergerak volatil. Investor asing berpotensi melakukan aksi jual jika The Federal Reserve mengerek suku bunga bulan depan dan Desember mendatang.

Hingga akhir tahun, Made memprediksi, kepemilikan asing bisa bertambah Rp 18 triliun. Sehingga, di akhir 2018, kepemilikan asing bisa mencapai Rp 863 triliun. "Tapi dengan catatan kondisi nilai tukar stabil," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×