kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Asing kabur, obligasi ikut goyah


Selasa, 16 Desember 2014 / 10:00 WIB
Asing kabur, obligasi ikut goyah
ILUSTRASI. Tokopedia pun membagikan sejumlah tips atau cara mengolah daging kurban yang tepat ala chef.


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Sanny Cicilia

JAKARta. Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hingga ke kisaran Rp 12.690 memicu dana asing mulai hengkang dari pasar surat utang negara (SUN).

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) mencatat, per 12 Desember 2014, kepemilikan asing menyusut menjadi Rp 471 triliun atau setara dengan 38,63% dari total SBN yang diperdagangkan. Sebagai perbandingan, akhir November lalu, asing masih menggenggam Rp 481,2 triliun atau sekitar 39,41%.

Bisa jadi, gara-gara asing menjual kepemilikannya, harga SUN di pasar sekunder kompak tiarap, sementara imbal hasil (yield) melejit. Data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat, rata-rata yield obligasi seri acuan (benchmark) melonjak 19,7 basis poin pada perdagangan Senin (15/12) dibandingkan dengan Jumat lalu. 

Misalnya, yield seri FR0069 bertenor lima tahun naik ke level 8,15% dari sebelumnya 7,9%. Harga seri ini tertekan menjadi 98,978 dari sebelumnya 99,756. Lalu, yield seri FR0070 bertenor 10 tahun naik dari 8,01% menjadi 8,43%. Adapun, harga seri ini turun dari 101,994 menjadi 99,606. 

Data Inter Dealer Market Association menunjukkan, harga FR0069 sempat mencapai level tertinggi tahun ini di 101,088 pada akhir November lalu. Kemarin (15/12), harganya jatuh ke level 99,312. Pada periode yang sama yield melejit dari 7,57% menjadi 8,06%. Pergerakan yang sama terjadi pada seri benchmark lainnya. 

Analis IBPA Ayu Ajeng menilai, kenaikan yield masih relatif stabil dibandingkan perdagangan 27 Januari 2014. Saat itu, rata-rata yield melesat 34,1 basis poin akibat rupiah melemah ke Rp 12.238.

Return obligasi pemerintah sepanjang tahun ini masih positif ketimbang tahun lalu. Data Indonesia Bond Indexes Goverment menunjukkkan,  return obligasi pemerintah mencapai 11,08% secara year to date hingga 12 Desember 2014. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, return minus 13,73%. 

Jangka panjang positif

Ayu memperkirakan, pasar obligasi masih akan akan diwarnai tekanan hingga akhir tahun. Pemicunya, inflasi diperkirakan meningkat sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan peningkatan konsumsi domestik di akhir tahun. Faktor lain, berkurangnya cadangan devisa Indonesia, serta sinyal tren perlambatan ekonomi global dan kenaikan suku bunga The Fed. "Jadi masih ada potensi yield obligasi domestik terus naik," kata Ayu.

Fixed Income Analys Samuel Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus mengamini, pasar obligasi tertekan seiring mulai keluarnya dana asing. "Tertekannya rupiah dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS lebih awal, menyebabkan repatriasi dana asing," jelas Nico.

Menurutnya, jika rupiah terus tertekan, dana asing di pasar obligasi domestik akan ikut menyusut. "Namun, kami belum bisa perkirakan bisa turun sampai berapa persen dana asing," imbuh Nico.

Meski demikian, Nico menduga, pelemahan pasar obligasi hanya terjadi hingga kuartal pertama 2015. Dalam jangka panjang, pasar akan pulih, sebab Jepang mengucurkan stimulus, dan Eropa juga diperkirakan bakal melakukan hal serupa. "Sehingga, dana asing akan cepat kembali ke domestik," ujarnya.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×