Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dua pekan lalu, investor asing seperti tak kenal lelah mengakumulasi saham PT GoTo GoJek Tokopedia Tbk (GOTO). Jumat ini (22/4), hingga sesi pertama perdagangan, data RTI menunjukkan sejumlah broker asing telah memborong saham GOTO senilai Rp 116,3 miliar.
Memang, ada investor asing yang melepas saham GOTO, tapi jumlahnya relatif mini, yakni cuma Rp 2,3 miliar.
Alhasil, hingga sesi pertama perdagangan hari ini, asing mencatatkan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp 113,98 miliar. Dari nilai ini, sebesar Rp 99,41 miliar terjadi di pasar reguler dan sekitar Rp 14,58 miliar terjadi di pasar tunai dan negosiasi.
Aksi beli asing di sesi pagi hari ini menjadi sinyal bahwa asing memiliki keyakinan yang besar terhadap prospek saham GOTO. Asal tahu saja, jika kita akumulasi, selama hampir dua pekan terakhir, total akumulasi, investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih (net buy) saham GOTO sebesar Rp 607,24 miliar. Sebagian besar, yakni Rp 519,49 miliar, dari transaksi beli itu terjadi di pasar reguler.
Prospek menarik
Posisi yang diambil oleh para investor asing di saham GOTO sejalan dan pendapat sejumlah analis. Salah satunya, Analis Ciptadana Sekuritas Gani dan Arief Budiman seperti dikutip Kontan.co.id Rabu lalu (20/4). Dalam riset yang dirlis 11 April 2022, Arief menyimpulkan, prospek GOTO cukup cerah.
Alasan utamanya, GoTo merupakan ekosistem platform on demand terkemuka yang menyediakan layanan on-demand, e-commerce, dan financial technology dengan beragam produk dan layanan yang digunakan secara luas, baik oleh para mitra maupun konsumen. "GoTo juga membanggakan karena memiliki lebih dari 2,5 juta mitra pengemudi, 12 juta pedagang, dan 100 juta member aktif bulanan (MAU) Tokopedia (MAU)," tulis mereka.
Gani memprediksi, peningkatan konsumsi online di Indonesia sejak keluar dari pandemi serta booming komoditas akan mendorong belanja konsumen. Tren digitalisasi, termasuk digitalisasi ekonomi, juga tengah berlangsung dengan pelaku utama para konsumen muda. "Kami percaya GoTo bisa menangkap peluang atas meningkatnya konsumsi online di Indonesia," demikian bunyi riset tersebut.
Jika mencermati cerita ini, tak perlu heran jika transaksi GOTO juga sangat ramai sejak masuk bursa. Sejak seremoni Initial Public Offering (IPO) 11 April lalu hingga pagi ini, RTI mencatat, sebanyak 44 miliar saham telah ditransaksikan dengan nilai (turn over) Rp 16 triliun. Adapun frekuensi transaksi yang terjadi mencapai 791.859 kali.
Dengan transaksi seramai itu, plus gelontoran amunisi dana belanja investor asing yang dikenal memiliki kantong dalam, harga saham GOTO masih mampu bertahan di kisaran Rp 336 per saham hingga sesi pertama perdagangan hari ini. Oh, ya, saham GOTO juga masih memiliki pengawal atau agen stabilisasi harga, yakni CGS-CIMB Sekuritas Indonesia. Sekuritas ini telah mulai beraksi pada Rabu lalu (20/4). CGS-CIMB membeli saham GOTO dengan rata-rata harga Rp 338 per saham atau sama dengan harga IPO.
Catatan saja, bursa saham kita memang tengah menangguk limpahan dana-dana asing. Sejak awal tahun hingga siang ini, investor asing telah mencatatkan nilai beli bersih (net buy) di semua pasar saham senilai Rp 45,33 triliun.
Imbasnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah meningkat 9,48% tahun ini (year to date). Indikator pengukur kinerja bursa itu berkali-berkali menembus rekor tertinggi baru (all time high) dan kini anteng berada di atas level psikologis 7.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News