Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penempatan dana milik industri perbankan dan investor asing pada Surat Utang Negara (SUN) domestik tumbuh paling signifikan sejak awal tahun ini.
Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menunjukkan, periode year to date (ytd) per 19 Januari 2015, outstanding SUN domestik yang dapat diperdagangkan bertambah sebesar Rp 5,26 triliun, menjadi Rp 1.467,11 triliun.
Kenaikan terbesar berasal dari investor perbankan dalam negeri, yaitu mencapai Rp 69,34 triliun. Artinya ada kenaikan sebesar 69,34% dibandingkan akhir tahun lalu menjadi Rp 419,41 triliun.
Lalu, investor asing tercatat menambah kepemilikan sejumlah Rp 6,05 triliun menjadi Rp 564,57 triliun. Kepemilikan dana pensiun dan asuransi juga tumbuh meskipun tipis.
Sedangkan, penurunan tajam terjadi pada investasi Bank Indonesia (BI). Kepemilikan BI pada SUN menyusut Rp 71,84 triliun atau 48,24% jadi Rp 77,07 triliun. Adapun, penempatan dana sekuritas dan asuransi masih stagnan.
Menurut Analis Infovesta Utama Beben Feri Wibowo, asing memindahkan dana dari pasar saham ke pasar obligasi. Indikasinya, pada periode sama, asing di pasar saham mencatatkan penjualan bersih alias net sell Rp 3 triliun.
Sejatinya, ada katalis positif bagi bursa saham, seperti pemangkasan BI rate serta penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, sejak awal tahun 2016, bursa cenderung tertekan akibat isu eksternal, yakni perlambatan ekonomi Tiongkok dan merosotnya harga minyak i pasar dunia.
"Asing mengalihkan dana dari aset berisiko ke aset kurang berisiko, seperti SUN," papar Beben.
Apalagi, imbal hasil obligasi pemerintah diprediksi lebih besar seiring pelonggaran kebijakan moneter BI. Lihat saja, year to date, rata-rata imbal hasil obligasi pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Total Return naik sebesar 1,39%.
Sementara, analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menilai, melonjaknya kepemilikan perbankan di SUN dipicu kembalinya dana transaksi gadai efek alias repurchase agreement (repo) dari BI kepada pelaku perbankan dalam negeri.
Jelang akhir 2015, perbankan melakukan repo kepada BI untuk mempercantik laporan keuangan. "Setelah lewat, barangnya dikembalikan ke bank," ujar Made.
Masih bisa bertambah
Prediksi Made, porsi investasi perbankan di SUN pada kuartal I-2016 bisa bertambah menjadi Rp 430 triliun-Rp 435 triliun. Memang, adanya ruang penurunan BI rate bisa mendorong penyaluran kredit perbankan.
Sehingga dana yang diendapkan bank di SUN berpeluang menyusut. Tapi penyesuaian (adjustment) suku bunga kredit biasanya akan dilakukan perlahan. "Baru terasa pada kuartal II-2016," ujar Made.
Adapun, Beben menduga, kepemilikan asing di SUN pada kuartal I-2016 masih bisa bertambah, meski tidak signifikan. Porsi asing diperkirakan Rp 577,92 triliun. Isu ekonomi China dan koreksi harga komoditas masih membayangi bursa saham domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News