Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) membuka opsi bakal membagikan dividen hingga 50% dari laba bersih tahun buku 2024.
Melansir laporan keuangan per 31 Desember 2024, NAIK meraup pendapatan sebesar Rp 207,16 miliar, meningkat 66,45% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 124,46 miliar.
Beban pokok pendapatan emiten yang bergerak di bidang perdagangan sistem proteksi kebakaran ini menembus Rp 146 miliar dengan beban usaha sebesar Rp 19,51 miliar. Dus, laba usaha NAIK mencapai Rp 41,65 miliar.
Sehingga, dari sisi bottom line, laba bersih NAIK mencapai Rp 30,9 miliar hingga tutup tahun 2024. Laba ini melesat 153,55% secara tahunan dari Rp 13,18 miliar selama 2023.
Direktur Utama Adiwarna Anugerah Abadi, Johannes menuturkan, NAIK berencana untuk mengalokasikan sekitar 25-50% dari laba bersih untuk pembagian dividen.
“Angka pasti yang akan ditentukan kemudian dalam keputusan RUPS,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (14/3).
Baca Juga: Laba Bersih Adiwarna Anugerah Abadi (NAIK) Naik Tiga Digit, Ini Penopangnya
NAIK juga menargetkan kenaikan pendapatan di tahun 2025 seusai mencetak pertumbuhan kinerja tahun lalu. Perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 300 miliar di tahun 2025.
Hingga 28 Februari 2025, NAIK telah mengamankan kontrak proyek senilai Rp 267 miliar, mendekati target yang telah ditetapkan.
“Kalau kami ada pengakuan pendapatan, berarti untuk proyek yang sudah selesai. Kalau belum selesai, nanti di tahun ini belum diakui (sebagai pendapatan),” katanya.
Dalam upaya meningkatkan pendapatan, NAIK mengoptimalkan strategi marketing. Caranya adalah dengan memperbanyak partisipasi dalam tender proyek serta memaksimalkan tim sales dan digital marketing, termasuk pemanfaatan Google Search dan media sosial.
Dari sisi operasional, perseroan menerapkan pengawasan ketat terhadap kualitas proyek serta efisiensi kerja dengan dukungan berbagai aplikasi ERP untuk keuangan, stok, kontrol proyek, dan sumber daya manusia (HR).
Tidak hanya itu, NAIK juga melakukan ekspansi dan diversifikasi produk, seperti penambahan produk water tank serta pengembangan proyek hidran dan sprinkler. Sebelumnya, perusahaan mengandalkan pihak lain untuk produk tersebut, namun kini NAIK telah menjadi distributor sendiri.
“Kerja sama dengan Grundfos dalam pengadaan pump-up plumbing turut memperluas pilihan produk bagi pelanggan,” kata Johannes.
Dalam menghadapi persaingan di industri, NAIK berfokus pada segmen high-end industry, di mana kompetisi lebih mengarah pada perusahaan asing seperti dari Korea.
Menurut Johannes, proyek-proyek besar saat ini lebih banyak dikerjakan oleh pemain internasional, sehingga NAIK melihat peluang untuk terus memperkuat posisinya di pasar domestik.
Dengan potensi tersebut, NAIK pun menargetkan peningkatan jumlah proyek di kuartal pertama 2025.
“Jika tren positif ini berlanjut, ada kemungkinan target pendapatan tahun 2025 dapat melebihi ekspektasi yang telah ditetapkan dalam prospektus,” ungkapnya.
Per Jumat (14/3), harga saham NAIK berhasil naik ke Rp 640 per saham, dari sebelumnya sebesar Rp 105 per saham saat IPO pada 13 November 2024.
“Hal itu sebagai bentuk antusiasme pasar terhadap fundamental bisnis perusahaan,” papar Johannes.
Selanjutnya: Bank Aladin Gandeng Aksesmu Demi Permudah Layanan Keuangan Pengusaha Warung
Menarik Dibaca: 7 Penyebab Asam Lambung Naik Sering Kambuh, Apa Saja ya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News