Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Syafi'i menjelaskan di antara keempat produk tersebut, terdapat beberapa saham yang menjadi amanat Asabri yang nilainya mengalami penurunan. Alhasil dilakukan pembahasan dan diambil kesepakatan untuk menutup beberapa produk tersebut.
Adapun faktor penurunan dianggap sebagai hal yang lumrah terjadi jelang akhir tahun. Di samping itu, munculnya produk atau pilihan industri lain, juga turut menjadi alasan penurunan produk.
Syafi'i menekankan, dari berbagai faktor tersebut ada penurunan yang dapat dikontrol dan juga tidak, di mana ada saham yang liquid dan masih bisa ditransaksikan di jangka panjang.
ARK juga menerapkan bentuk penyelesaian lainnya dengan mencari pembeli untuk mengambil sisa portofolio yang ditutup.
Saat dikonfirmasi, Syafi'i menekankan sudah ada eksisting investor yang bersedia membeli. Ditambah lagi, ARK juga meluncurkan produk baru sebagai pilihan investor yang terkena dampak penutupan, sehingga tidak sepenuhnya investor melakukan redeem atau pencairan aset.
Baca Juga: Manajer investasi belum melirik ORI sebagai aset reksadana terproteksi
"Kami juga berkonsultasi dengan OJK dan kami menawarkan berbagai jalan yang terbaik. Ini karena, kalau tidak dicari solusi akan berdampak ke kinerja MI, makanya kami ambil inisiatif," jelasnya.
Berbagai mekanisme dan inisiatif yang ditawarkan ARK tersebut, diyakini mampu menjaga kinerja perusahaan tetap positif ke depan. Bahkan, Syafi'i mengungkapkan beberapa investor yang melakukan redeem berniat untuk kembali masuk ke produk baru yang ditawarkan ARK tersebut.
"Ke depan, kinerja ARK mungkin akan turun tipis dengan penutupan ini, tapi itu bisa diantisipasi dengan inisiatif yang kami lakukan. Tahun depan kami juga berencana menerbitkan 2-3 produk baru lagi," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News