Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) ingin memperbesar porsi produk bernilai tambah. Apalagi, potensi dan margin penjualan ekspor, yang kebanyakan produk bernilai tambah, jauh lebih besar daripada produk tekstil.
Executive Assistant President Director POLY Prama Yudha Amdan menyebutkan, POLY telah memproduksi beberapa produk baru, antara lain serat antiapi, serat otomotif, serat rumahtangga dan serat kesehatan. "Produk serat antiapi dan otomotif sudah mulai dipasarkan di beberapa negara Eropa. Permintaan juga datang dari Korea Selatan," kata Yudha, usai RUPS POLY, Kamis (28/6).
Namun manajemen tak merinci berapa porsi produk anyar ini terhadap total penjualan. Satu hal yang pasti, pada tahun ini produk POLY yang diekspor semakin banyak atau mencapai 35% dari total penjualan. POLY berharap porsi pasar ekspor dan domestik bisa setara.
Tahun ini, POLY mengalokasikan belanja modal US$ 11 juta. "Tak semuanya untuk menambah mesin baru, ada juga untuk perawatan mesin," ungkap Yudha.
Dengan menambah porsi ekspor, POLY mengharapkan pelemahan rupiah terhadap dollar AS tak semakin menggerus kinerja keuangan. Setelah kerap merugi, pada kuartal I-2018 POLY meraih laba bersih US$ 3,04 juta.
Jika pelemahan rupiah berlanjut, kinerja emiten ini bisa kembali tergerus. Di kuartal I-2018, rugi selisih kurs POLY sempat turun dari US$ 1,81 juta menjadi US$ 1,18 juta.
Yudha bilang, porsi penjualan ekspor yang meningkat menjadi bantalan sementara bagi kinerja keuangan POLY. "Karena penjualan ekspor naik, maka bisa diselamatkan. Ada balancing dari (penjualan) ekspor kami," kata dia.
Namun tidak semua porsi impor terkena efek fluktuasi rupiah. Porsi yang terpapar kurs berkisar 19%-20%. "Ada transaksi dengan vendor yang boleh membayar dengan dollar AS," papar Yudha.
Yudha menyebutkan, POLY terdampak pelemahan kurs rupiah jika kontrak pembelian bahan baku berbentuk dollar AS, tapi dibayar menggunakan rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News