kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aset Berisiko Dihindari, Harga dan Market Cap Kripto Anjlok Sepanjang 2022


Minggu, 05 Juni 2022 / 12:12 WIB
Aset Berisiko Dihindari, Harga dan Market Cap Kripto Anjlok Sepanjang 2022
ILUSTRASI. Harga dan market cap kripto turun


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2022 sejauh ini rupanya bukan menjadi tahun bagi aset kripto. Setelah membukukan kinerja yang mentereng pada tahun lalu, tahun ini berbagai aset kripto justru babak belur dan berada di zona merah.

Merujuk Coinmarketcap, pada pukul 11.30 WIB, Bitcoin berada di level US$ 29.709,05 atau anjlok 37,70% secara year to date (ytd). Sementara itu, Ethereum yang berada di level US$ 1.789,96, lalu Binance Coin yang berada di level US$ 297,10, masing-masing juga ambles 52,52% dan 43,67% sepanjang tahun berjalan.

Sementara itu, tren bearish tersebut juga memberi dampak terhadap market cap industri kripto. Pasalnya, kini market cap industri kripto hanya sebesar US$ 1,26 triliun.

Padahal, pada awal tahun 2022, jumlahnya masih sebesar US$ 2,19 triliun. Artinya, telah terjadi penurunan market cap sebesar 42,5% pada periode tersebut.

CEO Digital Exchange Duwi Sudarto Putra mengungkapkan, tekanan bertubi-tubi yang melanda pasar kripto menjadi penyebab turunnya harga dan market cap aset kripto. Mulai dari pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed), terjadinya konflik geopolitik, hingga tingginya inflasi global telah menekan aset berisiko, termasuk aset kripto.

Baca Juga: Penipuan Uang Kripto di AS Makan Korban, Kerugian Capai US$ 1 Miliar Sejak 2021

“Terlebih dengan adanya kabar buruk dari UST dan LUNA yang mengakibatkan kehebohan dan kepanikan pada market kripto,” kata Duwi kepada Kontan.co.id, Sabtu (4/6).

Kendati begitu, ia meyakini kejadian jatuhnya UST dan LUNA justru bisa menjadi hal yang baik bagi industri kripto maupun investor. Pasalnya, hal tersebut bisa menjadi pembelajaran untuk pengembangan proyek kripto dan keputusan para investor dalam memilih aset ke depannya.

Lebih lanjut, Duwi juga melihat tren negatif yang terjadi di aset kripto ini bukanlah pertanda mulai turunnya pamor ataupun kejayaan aset kripto. Dia menilai, saat ini investor kripto cenderung dalam posisi wait and see.

Terlebih dengan aset kripto yang sebelumnya sudah berada di periode bullish dan sentimen negatif belakangan ini.

Menurutnya, sikap investor saat ini merupakan hal yang wajar mengingat sifat kripto yang fluktuatif. Apalagi, sebelumnya berbagai aset kripto telah mencapai level all time high pada periode bullish kemarin.

“Jadi, kemungkinan harga aset kripto masih akan cenderung sideways sebelum nantinya ada sentimen positif. Barulah nanti diiringi dengan kembali masuknya para investor ketika pasar jauh lebih kondusif,” imbuh Duwi.

Baca Juga: Harga Bitcoin Melorot Hari Ini, Sentimen Tetap Bearish

Dengan kondisi penurunan harga aset kripto, Duwi tak menampik merasakan dampak terhadap transaksi di exchange. Akan tetapi, ia mengklaim transaksi yang terjadi di Digital Exchange tetap berjalan dan user juga masih melakukan pembelian aset kripto karena harga saat ini bisa dibilang sedang murah.

“Memang ada dampak, tapi untuk transaksi bisa dibilang tetap berjalan normal,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×