Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) optimistis aksi akuisisi terhadap PTT Mining Ltd. (PTTML) Hong Kong akan memberi dorongan yang signifikan terhadap pertumbuhan kinerja.
Direktur PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk Michael Wong menargetkan akuisisi tersebut akan terpenuhi pada bulan November.
"Artinya, pada akhir tahun, kami memperkirakan akan ada lonjakan yang cukup tinggi apabila ini telah terjadi. Kontribusinya cukup besar terhadap kinerja BIPI," ungkap Michael dalam public expose, Kamis (15/9).
Baca Juga: Tahun Depan, Astrindo Nusantara (BIPI) Berpotensi Genggam 10% Saham Anak Usaha BUMI
Asal tahun saja, BIPI telah menandatangani sales purchase agreement dengan PTT International Holdings atas akuisisi 100% PTT Mining pada 1 Agustus 2022. Nilainya mencapai US$ 471 juta atau sekitar Rp 7 triliun.
Direktur Utama PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk Ray Anthony Gerungan membeberkan lima alasan yang menjadi pertimbangan akuisisi PTT Mining.
Pertama, PTT Mining memiliki batubara berkualitas tinggi dengan tingkat kalori sekitar 5.200 - 5.700 dengan sulfur rendah. Kedua, produksi yang stabil dengan kisaran 6 juta ton.
Ketiga, memiliki cadangan batubara yang cukup besar, sekitar 101 juta ton dan sumber daya pada kisaran 1,4 miliar ton. Keempat, mempunyai kontrak jangka panjang selama 10 tahun ke depan dengan pelanggan kelas investasi.
"Kemudian yang paling penting karena kami perusahaan infrastruktur, PTT punya infrastruktur yang sudah lengkap," terang Ray.
Fokus pada akuisisi PTT Mining, pada tahun ini BIPI pun mengerem alokasi belanja modal (capex). Meski begitu, BIPI akan memulai proyek inisiatif transisi sumber energi dari berbasis fosil menjadi energi terbarukan.
Ray menjelaskan, BIPI tengah menjajaki pembangkit listrik tenaga surya (solar PV), tenaga angin, tenaga air, dan biomassa. Sebagai permulaan, penggunaan solar PV ditargetkan bisa terealisasi pada Semester I-2023.
Sedangkan untuk jenis energi terbarukan lainnya masih dalam due dilligence dan feasibility study.
"Target pertama, solar PV ada di beberapa tempat dekat pelabuhan kami. Untuk biomassa dan hydro perlu lebih banyak waktu untuk due dilligence," sebut Ray.
Baca Juga: Saham TINS, LSIP, BIPI, dan ASII Menarik Dilirik Saat IHSG Menguji Level 7.355
Sementara itu, dari sisi kinerja keuangan, raihan BIPI per kuartal pertama 2022 kurang menggembirakan. Dalam periode tiga bulan itu, pendapatan BIPI turun 12,54% secara tahunan menjadi US$ 14,01 juta.
Sejalan dengan itu, laba bersih BIPI juga merosot. BIPI meraih laba bersih senilai US$ 1,19 juta. Anjlok 81,02% dari posisi US$ 6,7 juta pada kuartal pertama 2021.
BIPI pun belum merilis laporan kinerja per semester pertama 2022. Michael menyampaikan, laporan keuangan BIPI akan dirilis pada akhir bulan September ini.
Untuk proyeksi kinerja sampai dengan akhir tahun, Michael belum membeberkan secara rinci. Yang pasti, volume penanganan batubara BIPI di tahun ini tetap ditargetkan pada kisaran 60 juta - 70 juta ton.
Dia memberikan gambaran, jika tidak menghitung dampak dari akuisisi PTT Mining, maka tingkat profit BIPI tidak akan jauh berbeda dibandingkan tahun lalu.
"Bisnis konsep kami mengandalkan kestabilan revenue maupun EBITDA. Jadi seharusnya tidak akan jauh beda dari tahun lalu," tandas Michael.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News