Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,09% ke level 6291,65 pada penutupan perdangangan Jumat (17/1). Investor asing mencatat beli bersih sebesar Rp 196,97 miliar di seluruh pasar.
Sementara secara year to date, investor asing sudah melakukan beli bersih dengan nilai Rp 2,71 triliun.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat investor asing masuk serta melakukan aksi beli bersih. Pertama, adanya kesepakatan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Baca Juga: Saham perbankan dan pertambangan banyak diburu asing sejak awal tahun
Sebagai informasi, pada Kamis (16/1) asing sempat mencatatkan jual bersih. Wawan bilang, investor asing mencatatkan net sell lantaran merespons dari rencana kesepakatan perang dagang AS dan China.
“Jadi sebagian investor melakukan antisipasi kalau trade dealnya ini enggak berjalan atau malah membuat kondisi memanas. Sehingga net sell lebih dulu, tapi setelah melihat bahwa sudah berjalan dengan baik dan efeknya positif, mereka akhirnya masuk lagi,” katanya Jumat (17/1).
Kedua, investor asing juga masih menanti kinerja perusahaan sepanjang tahun lalu. Meski baru rilis secara resmi sekitar Maret mendatang, namun investor juga sudah mulai melihat perusahaan mana saja yang mencetak kinerja ciamik.
Baca Juga: Investor asing cetak net buy Rp 2,71 triliun di tengah penurunan IHSG
Dengan begitu, ia memprediksi investor asing masih akan melakukan aksi beli bersih hingga tutup bulan ini. Lebih lanjut ia menambahkan, beberapa sektor saham yang paling diburu asing masih dari sektor perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar.
Misalnya saja pada hari ini, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi saham yang paling diburu asing dengan total nilai Rp 425,99 miliar.
Selain BBRI, beberapa saham perbankan yang masuk list saham paling diburu asing ada PT Bank Permata (BNLI), lalu ada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN).
Wawan menjelaskan saat ini emiten bank dengan kapitalisasi pasar besar berhasil mencatatkan kinerja pertumbuhan kredit yang cukup baik sehingga masih menarik investor asing.
Baca Juga: Perekonomian global membaik, aset berisiko makin menarik
Ia menyarankan investor untuk buy saham BBCA dengan target harga Rp 36.000 per lembar saham untuk jangka waktu tiga bulan ke depan. Selain BBCA, saham perbankan yang masuk dalam BUKU IV juga masih menarik untuk dikoleksi.
Tak hanya saham sektor perbankan, Wawan juga menyarankan investor untuk mencermati saham-saham dari telekomunikasi seperti TLKM dengan target harga 4.000 untuk jangka pendek, kemudian ISAT dengan target harga Rp 2710, dan EXCL dengan target harga Rp 3360.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News