Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terdongkrak oleh derasnya arus modal asing yang kembali masuk ke pasar domestik pasca pemangkasan suku bunga kebijakan The Federal Reserve sebesar 50 bps.
Mengutip Bloomberg, di pasar spot, kurs rupiah ditutup setelah terapresiasi 1,19% ke level Rp 14.113 per dollar AS. Begitu juga dengan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang tercatat menguat ke level Rp 14.171 per dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menuturkan, pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada Selasa (3/3) malam, menimbulkan aksi jual di pasar saham Amerika Serikat (AS) lantaran pasar menilai langkah bank sentral tersebut belum cukup dan narasi yang disampaikan pun dianggap kurang tegas.
“Namun di pasar Asia, pemangkasan FFR mendorong harga saham dan obligasi yang dipicu oleh mengalirnya kembali dana asing, termasuk ke Indonesia,” kata Nanang saat dihubungi Kontan.co.id, hari ini.
Baca Juga: Perkasa, rupiah ditutup menguat 1,2% ke Rp 14.113 per dolar AS hari ini
Langkah The Fed beserta sejumlah bank sentral negara maju lainnya seperti European Centrak Bank (ECB) dan Bank of Japan (BoJ), menyebabkan likuiditas global kembali berlimpah dan mendorong diversifikasi portofolio oleh investor termasuk ke dalam instrumen SUN Indonesia. Arus modal yang masuk ke pasar SUN pun lantas mendorong pasokan valas sehingga kurs rupiah mengalami penguatan.
“Karena arus modal asing ke pasar SUN hari ini cukup besar, maka BI tidak berada di pasar seperti sebelumnya,” ujar Nanang.
Namun ia memastikan, BI tetap siap siaga dan waspada, serta siap merespon perkembangan pasar. BI berada di pasar valas secara terukur, terutama pada waktu di mana pasar mengalami mismatch antara pasokan dan permintaan valas.
“Kami tetap stay alert karena dalam kondisi saat ini, keadaan bisa berubah sangat cepat dalam hitungan jam,” tandas Nanang.