kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arus kas solid, emiten konstruksi semakin prospektif


Kamis, 08 Februari 2018 / 21:23 WIB
Arus kas solid, emiten konstruksi semakin prospektif
ILUSTRASI. emiten konstruksi


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah berbagai kecelakaan yang terjadi pada proyek infrastruktur emiten konstruksi sejak tahun lalu, kinerja emiten konstruksi diyakini masih akan tetap positif tahun ini. Mulai teratasinya masalah arus kas yang minus, jadi alasan optimisme pasar terhadap kinerja maupun pergerakan saham emiten konstruksi hingga akhir tahun ini.

Sejak Agustus 2017, tercatat sudah ada 12 kecelakaan kerja di sejumlah proyek infrastruktur serta satu musibah runtuhnya terowongan di kawasan Bandara Soekarno-Hatta. Dari total 13 kecelakaan tersebut, sembilan diantaranya terjadi pada proyek yang dikerjakan emiten BUMN karya. Sementara satu lagi proyek pembangunan apartemen Pakubuwono Spring, Jakarta, dikerjakan oleh emiten konstruksi swasta, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL).

Meski begitu, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, kecelakaan ini tak memiliki dampak yang terlalu signifikan, baik terhadap saham maupun bisnis emiten konstruksi. Sebab, para emiten telah memiliki standar operasi atau standard operating procedure (SOP) jika terjadi kecelakaan kerja di lapangan, sehingga kecelakan tersebut bisa ditangani dengan cepat dan profesional.

Menurutnya, sejumlah kecelakaan yang terjadi selama beberapa bulan ini nampaknya terjadi lantaran emiten konstruksi yang terburu-buru dalam menyelesaikan proyek. "Oleh karena itu, faktor keselamatannya jadi kurang diperhatikan," paparnya.

Kecelakaan kerja ini dianggap tak terlalu mempengaruhi bisnis emiten konstruksi, terutama emiten BUMN karya. Proyek-proyek infrastruktur besar milik pemerintah hampir pasti akan selalu dilimpahkan ke perusahaan, seperti PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT PP Tbk (PTPP). Wajar, keempat perusahaan inilah yang memiliki dana besar, kapabilitas, serta kewajiban untuk mengerjakan proyek-proyek tersebut.

"Tidak seperti emiten konstruksi swasta yang bisa membatasi keterlibatan dalam proyek jika mereka menganggap tak memiliki kapabilitas yang cukup," tutur Hans.

Di sisi lain, ia melihat emiten konstruksi masih akan melaju tahun ini. Tahun politik membuat pemerintah ingin proyek infrastruktur selesai lebih cepat agar bisa ditunjukkan hasilnya ke masyarakat. Dengan begitu, para emiten konstruksi tersebut akan menerima pembayaran lebih cepat yang berdampak positif terhadap kondisi keuangan mereka.

Sentimen arus kas mungkin masih akanĀ  mempengaruhi emiten konstruksi. Namun, hal ini tak akan memberikan dampak sebesar tahun lalu. Diterimanya pembayaran di kuartal IV-2017 dari pemerintah membuat kondisi kas emiten BUMN karya kembali kuat pada tahun ini.

"Agresifnya mereka dalam mencari proyek membuat kinerja mereka akan semakin bagus di masa depan," imbuh Hans.

Ia melihat saham-saham emiten BUMN karya seperti WIKA, WSKT, dan PTPP masih menarik untuk dikoleksi. Begitu pula saham konstruksi swasta, TOTL, lantaran sudah memiliki reputasi yang bagus di sektor konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×