Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Setelah meminta penundaan penyelesaian transaksi hingga empat kali, Grup Bakrie akhirnya mengakui, bahwa mereka kekurangan dana untuk menyelesaikan transaksi pembelian kembali (buyback) saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dari Asia Resource Minerals Plc (ARMS).
Dalam pengumuman di situs resmi, Rabu (19/2), ARMS menyatakan, Grup Bakrie baru bisa meraih dana senilai US$ 163 juta. Padahal, konglomerasi kontroversial ini membutuhkan dana US$ 228 juta untuk menyelesaikan transaksi pemisahan investasi yang tenggatnya tanggal 21 Februari besok.
"Grup Bakrie telah meminta perpanjangan tenggat waktu dan Perusahaan (ARMS) akan mengkaji untuk merevisi klausul transaksi tersebut," tulis manajemen ARMS. Masalahnya, revisi itu akan menyangkut beberapa hal yang terbilang signifikan.
Jumlah saham ARMS di BUMI yang akan dijual kembali ke Bakrie hanya sebanyak 25,4%. Di klausul awal, Bakrie akan membeli seluruh kepemilikan ARMS di BUMI yang sebanyak 29,2%. Imbasnya, nilai total transaksi jual beli saham BUMI akan berkurang dari US$ 501 juta menjadi US$ 436 juta.
Nantinya, nilai transaksi itu akan ditutupi melalui tiga skema. Sekitar US$ 50 juta sudah dibayarkan kepada ARMS yang sebelumnya disetor Bakrie ke rekening escrow (escrwo account). Grup Borneo akan membayar US$ 223 juta kepada Grup Bakrie.
Dana ini untuk merampungkan akuisisi Grup Borneo atas 57,4 juta saham ARMS milik Bakrie. Sementara Grup Bakrie sendiri hanya akan menyetorkan dana US$ 163 juta. Kendati begitu, komite independen ARMS menyatakan, perubahan klausul transaksi tidak bersifat material.
Mereka juga menyetujui untuk memperpanjang tenggat waktu penyelesaian transaksi hingga 26 Februari mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News