kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ARKO, TRGU dan CHEM Masuk Masa Penawaran, Begini Prospeknya Menurut Analis


Selasa, 05 Juli 2022 / 18:03 WIB
ARKO, TRGU dan CHEM Masuk Masa Penawaran, Begini Prospeknya Menurut Analis
ILUSTRASI. Fasilitas produksi tepung olahan gandum, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU). ARKO, TRGU, CHEM Masuk Masa Penawaran.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini ada tiga calon penghuni Bursa Efek Indonesia yang telah memasuki masa penawaran umum perdana atau rangka initial public offering (IPO). Serta ada satu perusahaan yang menuntaskan masa IPO. 

Ketiga calon emiten itu ada PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) dan PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM). Lalu, satu calon emiten yang telah menyelesaikan masa penawaran, yakni PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID). 

ARKO menetapkan harga IPO di Rp 300, TRGU di harga Rp 210 per saham, CHEM mematok harga IPO di Rp 150. Sementara, SWID memasang harga di Rp 200 per saham. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menyebut secara sektor Arkora Hydro punya sektor yang menarik karena masih jarang emiten yang bergerak di sektor energi terbarukan. 

Baca Juga: Catatkan NIM Tinggi, Analis Sebut Saham Bank Digital Masih Prospektif

"ARKO secara prospek bisnis masih terbuka lebar apalagi kalau kita perhatikan lagi gencar melakukan transformasi bisnis dari konvensional menjadi energi terbarukan atau ESG (environment, social, governance)," jelas Nico saat dihubungi Kontan, Selasa (5/7). 

Kalau Cerestar Indonesia, lanjut Nico, secara prospek lebih umum karena pengembangan bisnisnya lebih ke arah untuk pembangunan gudang. Secara umum, TRGU yang bergerak di industri pengolahan gandum masih menarik karena menjadi salah satu bahan pokok. 

Nico berpendapat Saraswanti secara prospek di tengah kondisi kenaikan inflasi dan kenaikan harga bahan pokok dan potensi kenaikan suku bunga bisa menekan kinerja sektor properti. 

Namun, Nico bilang SWID terbilang menarik karena mengantongi pendapatan berulang yang solid di semester satu tahun ini. Adapun sepanjang kuartal I-2022 ini, SWID telah mengantongi pendapatan berulang atau recurring income Rp 44,4 miliar. 

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham-saham Tambang Batubara yang Menarik dari Analis

Lebih lanjut, Nico menyarankan untuk investor mencermati sektor dan fundamental perusahaan IPO yang ingin dikoleksi. Hal ini menjadi penting agar investor bisa menguruk prospek perusahaan ke depannya.

"Memperhatikan sektor menjadi salah satu poin penting untuk investor bisa mengukur apakah prospek perusahaan tersebut baik atau tidak atau rencana kerja sejalan dengan dari sisi pemerintah," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×