Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Atlas Resources Tbk (ARII) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 71 juta di tahun ini. Kebutuhan untuk capex akan ditutup dengan hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), November tahun lalu.
Dono Boestami, Direktur ARII, mengatakan, saat ini sisa dana IPO yang masih tersisa adalah Rp 381 miliar. Selain dari hasil IPO, manajemen ARII juga akan mencari sumber pendanaan lainnya untuk memenuhi kebutuhan anggaran capex tahun ini, seperti mencari pinjaman dari bank serta menerbitkan obligasi.
Namun, Dono belum bersedia menginformasikan opsi pendanaan yang paling potensial untuk menutupi kebutuhan capex perusahaan di tahun ini. Menurut catatan KONTAN, ARII sudah memiliki fasilitas pinjaman dari sindikasi bank, yang beranggotakan Bank Permata, Bank DBS Indonesia dan Bank Danamon. Nilainya US$ 95 juta.
Emiten batubara itu akan menggunakan capex tersebut untuk dua kebutuhan. Pertama, sebagian dana capex itu untuk menambah kepemilikan saham di tiga perusahaan tambang batubara.
Perinciannya, ARII akan menambah kepemilikan saham dari 21% menjadi 51% di PT Karya Borneo Agung, PT Bara Karya Agung dan PT Ratna Utama Karya. Dono tidak bersedia membeberkan dana yang dihabiskan untuk menambah kepemilikan saham tersebut.
Kedua, ARII mengalokasikan capex untuk melanjutkan proyek pengembangan kawasan tambang batubara Muba Hub di Sumatera Selatan (Sumsel). Saat ini, ARII sedang menyelesaikan pembangunan jalan tambang (hauling) di kawasan itu. "Ada dua tahap hauling. Tahap I sepanjang 130 kilometer (km) dan tahap II sepanjang 137 km. Sebagian besar capex digunakan untuk hauling itu," ujar Dono.
ARII memang harus terus mengembangkan infrastruktur Muba Hub, jika ingin mencapai pertumbuhan produksi maupun kinerja keuangan. Sebelumnya, manajemen ARII pernah menargetkan produksi batubara di 2012 bisa meningkat menjadi 4,5 juta ton. Sepanjang tahun lalu, pengelola ARII memprediksi produksi batubara sekitar 1,5 juta ton.
Namun, berdasarkan riset UBS Securites yang menangani IPO ARII, perusahaan batubara ini bisa meraih produksi batubara hingga 4,5 juta ton. Angka target produksi ini tumbuh 200% dari tahun lalu yang sekitar 1,5 juta ton.
Dari sisi kinerja keuangan, tahun lalu, ARII berhasil mencetak pendapatan senilai Rp 799,32 miliar, tumbuh 34,74% dari 2010 yang senilai Rp 593,22 miliar.
Sementara, ARTI meraih laba bersih sebesar Rp 33,4 miliar, naik 150,75% dari 2010 yang senilai Rp 13,32 miliar.
Sekadar informasi, perusahaan tambang batubara ini resmi menjadi anggota bursa setelah menjual 21,6% atau sekitar 650 juta saham.
Harga saham IPO ARII adalah Rp 1.500 per saham. Dari IPO, ARII memperoleh Rp 975 miliar. Senin (9/4), harga ARII tidak bergerak dari Rp 1.400 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News