Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Arah pergerakan rupiah pada perdagangan Senin (30/4) besok akan dipengaruhi oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan penantian investor jelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada tengah pekan nanti.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih bilang, ekspektasi produk domestik bruto (PDB) AS yang dirilis Jumat (27/4) memiliki peranan penting terhadap pergerakan rupiah pada awal pekan nanti. Sekadar info, ekspektasi PDB AS yang dirilis Jumat (27/4) lalu berada di level 2,3% atau lebih tinggi dari ekspektasi pasar di level 2,0%.
Selain itu, arah rupiah juga bergantung dari seberapa besar pengaruh penantian pelaku pasar terhadap pertemuan FOMC pada Rabu (2/1) waktu setempat.
Lana menjelaskan, pelaku pasar pada dasarnya masih meyakini Federal Reserves baru akan menaikkan suku bunga acuan AS pada Juni mendatang. Namun, pernyataan The Fed terkait frekuensi kenaikan suku bunga acuan AS pada tahun ini menjadi perhatian utama para pelaku pasar.
Dari dalam negeri, Lana menilai belum ada sentimen domestik yang mempengaruhi pergerakan rupiah pada perdagangan besok. Ia pun tidak menganggap pernyataan Bank Indonesia (BI) yang berpeluang menaikkan suku bunga acuan sebagai katalis penggerak rupiah. Ini mengingat rupiah masih bergerak di kisaran yang wajar kendati kerap melemah dalam beberapa waktu terakhir. “Pernyataan tersebut bisa saja menggambarkan bahwa BI sedang panik,” ujarnya.
Menurut perkiraan Lana, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.850—Rp 13.890 per dollar AS pada perdagangan besok.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.893 per dollar AS pada Jumat (27/4), atau stagnan dibandingkan Jumat pekan lalu. Rupiah masih melemah tipis 0,01% daripada posisi Kamis (26/4). Namun, rupiah sempat menembus level Rp 13.975 per dollar AS pada Senin (23/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News