kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Arab Saudi: Tidak ada niat embargo minyak seperti tahun 1973


Senin, 22 Oktober 2018 / 13:26 WIB
Arab Saudi: Tidak ada niat embargo minyak seperti tahun 1973
ILUSTRASI. Menteri Perminyakan (ESDM) Arab Saudi Khalid al-Falih saat sidang OPEC


Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - LONDON. Arab Saudi mengatakan tidak bakal memberlakukan embargo minyak, seperti tahun 1973 terhadap konsumen barat. Saudi juga menegaskan, akan memisahkan persoalan minyak dengan politik, di tengah memanasnya tudingan terhadap Saudi atas terbunuhnya jurnalis Saudi berkebangsaan AS, Jamal Khashoggi. 

"Kami tidak ada niat seperti itu," kata Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih, ketika ditanya mengenai kemungkinan mengulang embargo tahun 1973.

Saudi akhirnya, kemarin, Minggu (21/10) mengakui terbunuhnya Khashoggi di Konsulat Saudi di Turki pada 2 Oktober dan ada perkelahian. Tetapi, Saudi menegaskan tak tahu penyebab kematian Khashoggi, di mana jasadnya, serta menegaskan Putra Mahkota Mohammad bin Salman tak terlibat dalam kasus ini. 

Sementara itu, tudingan pada Mohammad bin Salman masih kencang dari publik. Termasuk dari Presiden AS Donald Trump yang mengaku tak puas dengan jawaban Saudi atas kasus ini.

"Insiden ini akan berlalu. Selama beberapa dekade kami telah menggunakan kebijakan minyak sebagai alat ekonomi yang bertanggung jawab dan mengisolasi dari politik," kata Falih. 

Tahun 1973, negara penghasil minyak OPEC melakukan embargo minyak terhadap berbagai negara mulai dari Amerika Utara, Inggris, hingga Afrika Selatan. Embargo tersebut menerbangkan harga minyak dari US$ 3 per barel menjadi US$ 12 per barel. 

Harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Desember pada siang ini pukul 13:22 menguat 0,44% menjadi US$ 80,13 per barel. Tren kenaikan harga minyak mentah belakangan terjadi menjelang berlakunya sanksi ekspor AS terhadap Iran pada 4 November mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×