kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Arab lanjut pangkas produksi, harga minyak memanas


Senin, 11 September 2017 / 22:29 WIB
Arab lanjut pangkas produksi, harga minyak memanas


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Sempat melambat, harga minyak terapresiasi. Analis melihat hal tersebut sebagai imbal pasca pemerintah Arab Saudi membuka peluang melanjutkan pemangkasan pasokan global.

Mengutip pergerakan Bloomberg pada Senin (11/9), per pukul 18.12 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Oktober 2017 di New York Mercantile Exchange naik 0,76% ke level US$ 47,84 per barel dibanding penutupan pekan lalu.

Yulia Safrina Analis monex Investindo Futures menjelaskan hal tersebut disebabkan oleh dialog yang dibuka Arab Saudi dengan mitra produsen minyak Venezuela dan Kazakhstan. Dalam perbincangan tersebut, Arab menyatakan niatnya melanjutkan pemangkasan melewati kuartal pertama 2018.

"Awalnya kesepakatan sampai Maret 2018, dari diskusi ini mereka membuka peluang melanjutkan pemangkasan lebih lama lagi," jelas Yulia saat dihubungi KONTAN hari ini.

Arab Saudi sebagai anggota dari 21 negara OPEC dan non OPEC tengah berkomitmen untuk mengurangi produksi minyak demi menyeimbangkan harga perdagangan. Mengecualikan Libya dan Nigeria yang pertumbuhan ekonominya masih bergantung pada produksi minyak, negara-negara anggota akan mengurangi hingga 1,8 juta barel per hari, maka total produksi menjadi 32 juta barel per hari.

Namun Yulia mengatakan ke depan harga minyak berpotensi mengalami koreksi. Pasalnya laporan suplai minyak yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) menunjukkan lonjakan output menjadi 4,6 juta barel per hari alias naik dari perkiraan sebelumnya di 4,1 juta.

"Laporan ini tidak membantu kondisi perdagangan minyak," jelas Yulia. Ia melanjutkan, minyak berpotensi menguat bila terdapat perkembangan terbaru dari OPEC dan bila mendapati data yang mengarah pada pelemahan dolar.

Secara teknikal Yulia melihat minyak berpotensi turun dengan indikator moving average (MA) 50, 100 dan 200 cenderung bergerak sideways. Indikator Relative Strength Index (RSI) dan Stochastic telah memasuki area oversold. Sedangkan MACD telah turun ke level negatif.

Yulis memperkirakan esok harga minyak akan bergerak di kisaran US$ 47,30- US$ 47,80 dolar per barel. Sedangkan untuk sepekan, minyak akan bergerak di rentang US$47 - US$48,50 dolar per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×