kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APLN kejar marketing sales Rp 2,5 triliun


Jumat, 17 Oktober 2014 / 18:21 WIB
APLN kejar marketing sales Rp 2,5 triliun
ILUSTRASI. Menara telekomunikasi?PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) harus berjuang untuk mencapai target marketing sales sekitar Rp 2,5 triliun hingga akhir tahun nanti. Maklum, hingga September 2014, APLN baru membukukan marketing sales Rp 3,53 triliun atau sekitar 58,83% dari target akhir tahun Rp 6 triliun.

Wibisono, investor relation APLN mengatakan, Agung Podomoro  sudah memiliki sejumlah strategi untuk mengejar target marketing sales. Salah satunya dengan meluncurkan Apartemen Simprug di Jakarta Selatan. "Rencana peluncuran sekitar bulan November," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (17/10).

Rencananya, APLN akan membangun dua tower apartemen di atas 1,6 hektare lahan. Dari apartemen berkapasitas 500 unit ini, APLN berharap bisa mengantongi marketing sales Rp 1,25 triliun. Jumlah ini sudah memenuhi setengah dari kekurangan target hingga akhir tahun.

Selain itu, APLN masih mengandalkan proyek-proyek lain yang sudah diluncurkan, antara lain Harco Glodok, Orchard Park Batam, dan Podomoro City Extension.  APLN juga mempunyai sejumlah proyek di luar kota seperti Malang, Balikpapan, dan Medan.

Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, menilai, APLN akan kesulitan untuk mencapai target marketing sales akhir tahun. "Kurangnya cukup banyak. Apalagi nanti akan ada kenaikan bahan bakar minyak yang akan menambah katalis negatif," ujarnya.

Kiswoyo mengatakan, perkembangan sektor properti tahun ini tidak sekencang tahun-tahun sebelumnya. Kebutuhan akan tempat di wilayah Jakarta juga sudah mulai berkurang. Untuk itu, pengembang properti sebaiknya mulai menyasar kawasan di luar Jakarta. Sayang, kawasan yang dilirik oleh APLN terbilang masih kecil.

Selain itu, menurut Kiswoyo, emiten properti sebetulnya bisa mengandalkan pendapatan dari recurring income. Pendapatan berulang ini bisa menjadi penopang di saat segmen residensial melambat. APLN sendiri memiliki porsi recurring income sebesar 28% per JUni 2014.

Hingga akhir tahun, Kiswoyo belum melihat adanya katalis positif bagi pertumbuhan sektor properti. "Justru lebih banyak katalis negatif. Apalagi suku bunga juga kabarnya akan naik," lanjutnya. Kiswoyo merekomendasikan hold saham APLN dengan target harga Rp 400 per saham. Jumat (17/10) harga saham APLN naik 7,45% ke level Rp 375 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×