Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) baru-baru ini memangkas peringkat pada PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menjadi BBB dari sebelumnya A-. Selain itu, lembaga pemeringkat juga merevisi outlook emiten properti tersebut menjadi credit watch dengan implikasi negatif.
Sebagaimana diketahui, APLN memiliki pinjaman sindikasi sebesar Rp 1,3 triliun serta Obligasi I/2014-2015 tahap III sebesar Rp 451 miliar. Ada juga Obligasi I/2014-2015 tahap IV sebesar Rp 99 miliar yang akan jatuh tempo masing-masing pada 30 September 2019, 19 Desember 2019 dan 25 Maret 2020.
Baca Juga: Meski pendapatan turun, laba bersih Agung Podomoro (APLN) naik 132% di semester I
APLN berniat untuk membiayai kembali utang yang akan jatuh tempo tersebut termasuk obligasi I/2014 sebesar Rp 750 miliar yang telah jatuh tempo dan dibayarkan pada 6 Juni 2019. Dana yang digunakan berasal dari sebagian fasilitas pinjaman sindikasi baru untuk membayar obligasi I/2014.
Analis Pefindo Yogie Perdana mengungkapkan, dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan, Pefindo akan terus mengawasi rencana refinancing APLN. Mengingat lembaga pemeringkat global seperti Moody's dan S&P menempatkan peringkat utang APLN dalam kategori non investment grade. Lembaga tersebut menganggap upaya refinancing sebagai upaya penting yang dilakukan APLN.
Baca Juga: Pefindo menurunkan peringkat utang Agung Podomoro (APLN) ke BBB
"Kami sebagai pemeringkat lokal memiliki penilaian berbeda, karena di sini refinancing merupakan hal umum atau lumrah dilakukan, sehingga APLN masih masuk kategori investment grade saat ini," jelas Yogie.
Meskipun begitu, untuk jangka waktu ke beberapa bulan ke depan Pefindo akan terus mengawasi upaya refinancing APLN. Lembaga pemeringkat ini tidak akan segan untuk untuk melakukan downgrade ke area non investment grade jika risiko gagal bayar meningkat.
"Untuk Podomoro, yang kami khawatirkan bukan surat utangnya, melainkan kredit sindikasinya. Kami melihat ada potensi gagal bayar terhadap sindikasi yang Rp 1,3 triliun," ungkap Yogie.
Baca Juga: Penjelasan Agung Podomoro (APLN) setelah peringkat utangnya ke level sampah
Meskipun begitu, Pefindo juga melihat ada beberapa rencana refinancing yang tengah dijajaki APLN meski belum bisa dijabarkan saat ini. Beberapa langkah-langkah strategis rencananya bakal diterapkan untuk memitigasi risiko gagal bayar. Meskipun begitu, Yogie melihat risiko tetap ada.
"Satu sampai dua bulan ke depan, kalau refinancing belum secure, kami tidak menutup kemungkinan akan menurunkan kembali peringkat APLN langsung ke non investment grade," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News