Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Di luar dugaan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru ditutup melemah kemarin (4/9). Isu dalam negeri terkait defisit neraca perdagangan, inflasi dan rupiah masih memberikan sentimen negatif pergerakan indeks.
Sementara dari sisi lain, ada sentimen positif yang datang dari data manufaktur AS yang menguat mengikuti pengumuman data yang sama dari Eropa dan China. Sayangnya, sentimen itu tertutup oleh spekulasi agresi ke Suriah pasca pernyataan pejabat partai Republik AS yang mendukung rencana Presiden Obama mengambil aksi militer terhadap Suriah.
"Jadi, kami perkirakan, hari ini IHSG masih bergerak mixed dan berada dalam tekanan dari nilai tukar rupiah yang melemah serta faktor eksternal dari rencana aksi militer AS," tandas Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas, Kamis (5/9).
Menurutnya, IHSG hari ini bakal bergerak di kisaran level 4.060-4.150. Dia juga memberikan rekomendasi mencermati saham-saham emiten berpendapatan dolar AS. "Beberapa hari terakhir, saham-saham tersebut aktif diperdagangkan," tukas Purwoko.
Sementara Christandi Rheza Mihardja, analis Sinarmas Sekuritas berpendapat, selain soal Suriah, perdagangan hari ini akan dipengaruhi data neraca perdagangan AS yang diperkirakan mengalami defisit sebesar US$ 38,7 miliar dan penetapan kebijakan monetary dari BOJ. "IHSG hari ini bergerak melemah, di kisaran level 4.047-4.122," pungkas Christandi.
Sementara saham-saham yang dapat diperhatikan secara teknikal adalah BBRI, WIKA, INKP, dan HERO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News