kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Apa saja harapan pelaku pasar di tengah badai bursa saham?


Kamis, 19 Maret 2020 / 23:15 WIB
Apa saja harapan pelaku pasar di tengah badai bursa saham?
ILUSTRASI. Pekerja memotret layar yang menampilkan pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (19/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada penutupan sesi awal di level 4.099,09, turun 5,33 persen atau 231,584 poin dibanding penut


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berkolaborasi untuk meredam kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Namun, kebijakan yang sudah diterbitkan seolah tak ampuh melakukan hal tersebut. Hari ini, Kamis (19/3), indeks kembali anjlok 5,20% atau setara 225,25 poin ke level 4.105,42.

Direktur CIMB Sekuritas Kartika Sutandi menilai, beberapa kebijakan yang diambil oleh self regulatory organization (SRO) sudah tepat. Penghapusan short selling yang bisa memunculkan volatilitas lebih tinggi misalnya.

Baca Juga: Tak banyak pilihan, investor bisa lirik dana tunai atau dolar AS

Namun, ada beberapa kebijakan yang juga menjadi catatan. Salah satunya, batas auto reject bawah (ARB). "Lepas limit down," ujar Kartika kepada Kontan.co.id, Kamis (19/3).

Pasalnya, ARB 7% saat ini membuat fund manager agak enggan untuk masuk ke bursa saham. Mereka khawatir ketika ada reedem, fund manager tidak memiliki cash karena hanya bisa menjual 'barang' terbatas seiring dengan semakin sempitnya batas ARB.

Alih-alih meredam gejolak, batasan tersebut justru meningkatkan risiko bagi fund manager. "Jadi, biarkan pasar yang memutuskan. Kalau harga sudah di bawah, nanti ada yang beli," terang Kartika.

Head of Business Development Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menjelaskan, pasar saat ini sedang sangat panik. Sehingga, kebijakan yang sudah duluncurkan seolah tak mampu meredam penurunan indeks.




TERBARU

[X]
×