kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Antam terima pencairan dana US$ 57 juta dari divestasi Dairi Prima


Senin, 24 September 2018 / 22:23 WIB
Antam terima pencairan dana US$ 57 juta dari divestasi Dairi Prima
ILUSTRASI. Arie Prabowo Ariotedjo, Dirut PT Aneka Tambang Tbk


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turut menikmati pencairan dana atas divestasi PT Dairi Prima Mineral (DPM). Emiten pelat merah ini mengantongi duit segar US$ 57,24 juta dari penutupan transaksi (financial closing) yang juga melibatkan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan NFC China itu.

"Akhir pekan lalu sudah cair," ujar Direktur Utama ANTM Arie Prabowo Ariotedjo kepada Kontan.co.id, Senin (24/9).

ANTM bersama BRMS meneken perjanjian jual beli bersyarat atau conditional share purchase agreement (CSPA) pada akhir 2017. Perjanjiannya berisi soal pengalihan 20.000 saham Seri A dan 33,58 juta saham Seri B atau 20% kepemilikan saham DPM di ANTM ke BRMS.

Namun, sejak awal perjanjian, ANTM baru menerima duit divestasi itu setelah BRMS mencairkan divestasi 51% saham DPM ke NFC. Dalam laporan keuangan ANTM, divestasi 20% saham DPM tercatat sebagai piutang senilai Rp 825,49 miliar.

Kemarin, BRMS mengumumkan jika financial closing dengan NFC sudah dilakukan. Transfer saham juga sudah tuntas. Sehingga saat ini NFC memiliki 51% saham DPM. Sedang sisa 49% masih menjadi milik BRMS.

Bukan hanya sekaligus penanda dimulainya kemitraan bisnis antara BRMS dan NFC. Hal itu juga menjadi penanda masuknya duit segar ke ANTM. "Dananya akan kami gunakan untuk menambah cash," kata Arie.

ANTM tahun ini perlu belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 3 triliun. Capex digunakan untuk keperluan bisnis, salah satunya mengejar produksi 900.000 ton nikel ore. Per Agustus, produksinya sebesar 460.000 ton.

Namun, ANTM juga punya keperluan lain. Perusahaan butuh pendanaan untuk melunasi utang Obligasi Berkelanjutan I Antam Tahun 2011 seri A senilai Rp 900 miliar. Obligasi ini bakal jatuh tempo Desember 2018.

Rencananya, ANTM bakal mencari pinjaman untuk pelunasan tersebut. Ini tak menjadi soal. Sebab, kondisi keuangan ANTM sehat dengan posisi kas sekitar Rp 6 triliun. Jumlah ini sudah dipastikan bertambah setelah cairnya duit divestasi DPM. Sehingga, rasio utang tetap aman karena ekuitasnya juga bertambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×