kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Antam Jajaki Buyback Saham di Akhir Tahun


Senin, 15 September 2008 / 22:52 WIB


Reporter: Nuria Bonita,Andrie Indradi | Editor: Test Test

JAKARTA. Beberapa emiten menjadikan penurunan harga saham sebagai momentum untuk membeli kembali atau buyback saham. Beberapa di antaranya adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Tentu saja sebelumnya emiten-emiten tersebut sudah mengantongi restu dari para pemegang saham.

PT Aneka Tambang Tbk juga tak mau kalah. Perusahaan pertambangan pelat merah ini sedang melakukan kajian internal untuk menggelar program buyback saham. Presiden Direktur Aneka Tambang Alwin Syah Loebis  mengatakan, emiten yang ia komandani  sedang membicarakan kemungkinan aksi korporasi tersebut dengan beberapa konsultan keuangan.

Alwin menargetkan, kajian program pembelian kembali saham itu bisa rampung pada awal bulan depan. "Saat itu kami bisa memutuskan hasilnya apakah buyback atau tidak," kata Alwin kepada KONTAN.

Perusahaan yang kerap mendapat julukan Antam ini juga baru bisa menentukan jumlah saham dan harga pembeliannya pada awal Oktober nanti. Setelah itu, Antam berencana mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk minta persetujuan buyback.

Rencana ini sejalan dengan keinginan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil. Pekan lalu, Sofyan meminta agar perusahaan milik negara yang memiliki pendanaan kuat untuk melaksanakan program buyback.

Tujuannya agar harga saham perusahaan lebih stabil di tengah kejatuhan bursa saham saat ini. Staf Khusus Menteri BUMN Alexander Rusli pun menilai rencana emiten melakukan buyback sebagai langkah yang tepat. "Asal sejalan hasil RUPS," cetusnya.

Sesungguhnya Antam sudah mempertimbangkan rencana buyback saham sejak lama. Maklum, belakangan harga emiten berkode ANTM ini begitu mengenaskan. Sejak awal Agustus lalu, harganya melorot tajam dari Rp 2.450 per saham. Sedangkan kemarin, harga saham Antam terkapar di  Rp 1.020 per saham. Berarti, sudah anjlok 58,4%.

Sekretaris Perusahaan Antam Bimo Budi Satrio bilang, sejak harga sahamnya mulai melorot, manajemen sudah memunculkan wacana buyback demi menstabilkan harga saham. "Besok manajemen akan merapatkan lagi mengenai opsi ini, termasuk menunjuk konsultan keuangan," papar Bimo.

BUMN ini juga sudah mempersiapkan dana internal kalau jadi melaksanakan aksi korporasi tersebut. Maklum, saat ini ANTM masih punya kas internal senilai US$ 350 juta. Namun, Vice President Investment Banking Danareksa Sekuritas Marciano Herman mengingatkan, sebaiknya Antam mengkaji lebih cermat rencana buyback itu. Sebab, Antam saat ini juga membutuhkan dana untuk membiayai beberapa proyek lainnya.

Di sisi lain, emiten pelat merah lainnya seperti PT Timah Tbk (TINS) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) belum mengkaji kemungkinan buyback. "Kami masih menunggu instruksi resmi dari pemerintah," ujar Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup.

Sedangkan Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, kejatuhan IHSG yang membuat harga sahamnya turun memberi keuntungan tersendiri bagi para emiten. Sebab, Kalbe bisa membeli kembali sahamnya dengan harga murah. "Modal untuk membeli jadi lebih murah," imbuhnya.

Kalbe sendiri baru menyelesaikan program buyback tahap pertama awal Agustus lalu, dengan membeli kembali 4,8% saham. Selanjutnya, program tahap kedua adalah membeli kembali 5,2% saham. Anggaran dananya sebesar Rp 500 miliar. "Dengan kondisi sekarang semoga dana itu cukup," ujar Vidjongtius. Kalbe akan meminta persetujuan buyback tahap kedua ke pemegang saham, 17 September nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×