Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi inti Amerika Serikat (AS) yang stabil di periode Januari 2019, turut memperkuat nilai tukar dollar AS dan menekan rupiah. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Kamis (14/2) rupiah tercatat melemah 0,22% ke Rp 14.090 per dollar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah tercatat melemah 0,47% ke Rp 14.093 per dollar AS.
Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra mengatakan, rupiah kembali terkoreksi karena dollar AS menguat akibat data inflasi inti atau core CPI AS di periode Januari 2019 tercatat stabil di 0,2%.
Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia menambahkan, indeks dollar bergerak naik di atas level 97 akibat inflasi yang naik di atas ekspektasi tersebut. "Jadi timbul kekhawatiran investor bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pengetatan moneter," kata Mikail, Kamis (14/2).
Hingga hari ini belum ada data domestik yang bisa membawa pengaruh pada pergerakan rupiah terhadap dollar AS. Namun, data ekonomi, yaitu neraca perdagangan yang akan rilis Jumat (15/2) pagi baru diproyeksikan akan memberi pengaruh pada pergerakan nilai tukar rupiah.
Mikail memproyeksikan, neraca perdagangan masih akan defisit sekitar US$ 1 miliar. Dengan begitu, ia memproyeksikan besok rupiah berpotensi masih melanjutkan pelemahan di rentang Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.150 per dollar AS.
Senada, Putu mengatakan jika ekspor domestik meningkat maka rupiah berpotensi menguat. Namun, bila sebaliknya yang terjadi maka rupiah masih akan melemah.
Selain data neraca perdagangan, pergerakan rupiah besok, juga Putu katakan akan mendapat pengaruh dari hasil negosiasi AS dan China terkait perang dagang. "Pelaku pasar masih menunggu negosiasi AS dan China," kata Putu, Kamis (14/2).
Untuk besok Putu memproyeksikan rupiah berada di rentang Rp 13.980 per dollar AS hingga Rp 14.145 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News