Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tahun ini, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) tampaknya tidak akan terlalu ekspansif. Lihat saja, anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) MYOR di 2015 yang turun 33,33% dibandingkan capex tahun lalu. "Capex US$ 50 juta, lebih sedikit dibanding tahun lalu," ungkap Yuni Gunawan, Sekretaris Perusahaan MYOR, kepada KONTAN, Senin, (26/1). Rendahnya capex tahun ini karena MYOR tinggal menyelesaikan pengembangan fasilitas pabrik baru. Di 2014, MYOR menganggarkan capex US$ 75 juta. Dana tersebut untuk membeli mesin dan fasilitas produksi pabrik biskuit di Balaraja, Tangerang. Dana belanja modal tersebut dari kas internal. Per kuartal III-2014, kas dan setara kas MYOR adalah Rp 1,16 triliun. MYOR juga masih memiliki pinjaman perbankan yang belum ditarik. Anggaran belanja modal yang menurun seiring kondisi kinerja Mayora tahun ini yang juga masih mengerut. Mayora memproyeksikan, laba bersih akan turun sekitar 25% dibandingkan target 2014. "Untuk laba, kami masih optimistis mampu meraih Rp 600 miliar," ungkap Yuni, kepada KONTAN, Senin, (26/1). Pada tahun 2014, MYOR menargetkan pencapaian laba sekitar Rp 800 miliar. Proyeksi hasil laba MYOR tahun lalu anjlok 23,15% dibandingkan laba tahun 2013, yakni sekitar Rp 1,041 triliun. Penurunan laba ini akibat kenaikan harga bahan baku dan kerugian kurs. MYOR sudah menaikkan harga jual 5%-15% secara bertahap di tahun lalu untuk menyiasati kenaikan harga bahan bakau itu Meskipun laba berpotensi tergerus, MYOR yakin pendapatan bisa tumbuh. Tahun ini, MYOR menargetkan pendapatan tersebut mencapai sebesar Rp 15,5 triliun. Angka tersebut tumbuh 10,71% dari target Rp 14 triliun di 2014. Pada kuartal III-2014, pendapatan MYOR naik 22,96% menjadi Rp 10,55 triliun secara year-on-year. Kontribusi pendapatan ekspor mencapai 60%. Sedangkan, laba bersih MYOR turun 67,21% menjadi Rp 249,59 miliar secara yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News