Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
Dari sini, secara perlahan, keinginan Andy berinvestasi mulai muncul. Keinginan tersebut semakin kuat setelah beberapa temannya juga menyarankan pentingnya investasi.
Alhasil, Andy semakin mantap melakukan investasi. Sejatinya, pria ini tidak masalah bila harus masuk ke instrumen investasi agresif dengan risiko lebih tinggi. "Kalau ada yang prospektif, kenapa tidak diambil?" tutur penggemar Mohammad Hatta ini.
Tetapi Andy lebih memilih instrumen investasi yang terukur dan aman. Pengalamannya dalam mengelola keuangan saat berbisnis membuat dia berhati-hati dalam memilih instrumen investasi. Dia juga menerapkan prinsip untuk tidak menempatkan telur dalam satu keranjang. "Itu coba saya terapkan kalau punya kelebihan uang," ujar Andy.
Untuk itu, dia membagi dana investasinya ke dalam beberapa instrumen. Di antaranya adalah properti, emas, deposito dan saham.
Di antara beragam instrumen investasi itu, Andy mengaku lebih menyukai properti. Menurut dia, properti bisa menguntungkan dalam jangka panjang dan lebih aman. Syaratnya, properti tersebut punya lokasi yang bagus.
Andy tak segan mencicil properti yang dimiliki sebagai simpanan masa mendatang. "Pada waktunya tetap akan butuh, misalnya untuk hadiah anak," ungkap pria asli Pekalongan ini.
Andy punya formula sederhana agar investasi bisa memperoleh imbal hasil alias return yang maksimal. Caranya, pertama-tama, investor harus memiliki tujuan investasi. Baru setelahnya, investor memilih instrumen yang tepat untuk mencapai tujuan investasinya tersebut.
Andy tak segan berbagi pengetahuan investasinya. Dia sesekali menyempatkan berdiskusi tentang pengelolaan keuangan dengan karyawannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News