kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ancaman resesi AS dan Brexit memicu pelemahan rupiah sepanjang pekan ini


Jumat, 29 Maret 2019 / 19:35 WIB
Ancaman resesi AS dan Brexit memicu pelemahan rupiah sepanjang pekan ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah di pasar spot stagnan di level Rp 14.243 per dollar AS pada penutupan perdagangan Jumat (29/3). Akan tetapi, dalam satu pekan terakhir, rupiah mengalami koreksi 0,56% terhadap the greenback.

Di sisi lain, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia menguat 0,07% ke level Rp 14.244 per dollar AS. Namun, rupiah di Bank Indonesia juga melemah 0,61% sepanjang pekan ini.

Analis Asia Trade Point Futures Dedy Yusuf Siregar mengatakan, rupiah tertekan akibat kombinasi sentimen negatif dari eksternal. Salah satunya adalah kekhawatiran investor terhadap potensi resesi ekonomi di AS. 

Potensi ini diperkuat dengan hasil yang kurang memuaskan dari data-data ekonomi di negeri Paman Sam. Yang terbaru, data revisi pertumbuhan ekonomi AS di kuartal IV-2018 hanya mencapai 2,2%. Angka ini lebih rendah ketimbang prediksi konsensus analis sebesar 2,4%.

Potensi krisis ekonomi AS kian besar setelah gejala inversi kurva yield US Treasury terjadi belakangan ini.

Namun, meski AS berada dalam ancaman krisis, investor masih memburu dollar AS sebagai aset safe haven. “Aset-aset dari negara emerging market justru sedang dihindari oleh para investor,” imbuh Dedy.

Tak hanya itu, rupiah juga terkoreksi di tengah ketidakpastian masalah Brexit. Hal ini terjadi setelah parlemen Inggris mengambil alih kendali proses Brexit dari tangan pemerintah. Akibat belum adanya kesepakatan antara parlemen dan pemerintah membuat peresmian keluarnya Inggris dari Uni Eropa tertunda.

Sentimen-sentimen tadi kemungkinan masih bisa mempengaruhi rupiah pada pekan depan. Namun, ancaman koreksi bisa mereda apabila data inflasi Indonesia dirilis dengan hasil positif.

Selain itu, rupiah juga berpeluang menguat jelang akhir pekan depan. Tepatnya sebelum data-data tenaga kerja AS dirilis. “Jelang rilis data tenaga kerja AS, para investor kemungkinan akan wait and see dan kemudian melakukan aksi profit taking,” ujar dia.

Dedy memprediksi, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.120—Rp 14.280 per dollar AS pada pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×