CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Ancaman badai kerek harga minyak ke level tertinggi dalam sebulan terakhir


Kamis, 08 September 2011 / 11:33 WIB
Ancaman badai kerek harga minyak ke level tertinggi dalam sebulan terakhir
ILUSTRASI. Kini, pengguna OVO dapat melakukan pembayaran di merchant favorit dengan mengunggah gambar QRIS merchant pilihan dari galeri ponsel.


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Kontrak harga minyak dunia kembali ditransaksikan mendekati level tertinggi dalam sebulan terakhir di New York. Pada pukul 13.26 waktu Sydney, kontrak harga minyak untuk pengantaran Oktober diperdagangkan di posisi US$ 89,44 per barel atau naik 10 sen di New York Mercantile Exchange.

Kemarin, kontrak yang sama naik US$ 3,32 menjadi US$ 89,34. Ini merupakan level tertinggi sejak 3 Agustus lalu. Jika dihitung, dalam setahun terakhir harga minyak sudah melejit 20%.

Sementara itu, kontrak harga minyak jenis Brent untuk pengantaran Oktober ditransaksikan pada level US$ 115,62 per barel atau turun 18 sen di ICE Futures Europe exchange, London. Dalam setahun belakangan, harga minyak Brent sudah naik 48%.

Kenaikan harga minyak saat ini terjadi setelah pelaku pasar berspekulasi, badai di Teluk Meksiko berpotensi memangkas suplai minyak AS. Pergerakan harga minyak hari ini juga akan dipengaruhi oleh data cadangan minyak AS yang bakal dirilis hari ini pukul 11.00 waktu New York oleh Departemen Energi AS.

Berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg oleh sejumlah analis, suplai minyak akan turun 2 juta barel setelah serangan badai Tropis Lee yang menghentikan kegiatan produksi minyak.

"Jumlah badai di Teluk Meksiko dan Pantai Timur lebih banyak dibanding biasanya. Hal itu dapat menekan level produksi minyak. Nilai cadangan dan produksi minyak di AS tidak bertambah, sehingga penurunan harga minyak akan terbatas," jelas Tetsu Emori, commodity fund manager Astmax Co di Tokyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×