Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Meski pasar saham global bergerak mix, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang menguat secara teknikal.
Perkiraan itu disampaikan Reza Priyambada, Managing Research Indosurya Asset Management kepada KONTAN, Kamis pagi (9/2. Ia menuturkan alasan, saham Nasdaq naik paling signifikan, merupakan kinerja tertinggi sejak Desember 2000.
Kenaikan saham Nasdaq tak lepas dari laporan kinerja keuangan emiten elektronik yang cenderung positif. Sementara itu, bursa Eropa tertutup terkoreksi karena banyak yang memilih wait and see, menunggu keputusan pejabat Yunani akan putusan pemberian dana talangan lanjutan.
"Walaupun ada potensi reversal dan menguat secara teknikal, IHSG mungkin dibuka dengan kecenderungan ikut tren Nikkei dan Hangseng pagi ini," terang Reza.
Reza memprediksi, perdagangan Kamis (9/2) ini, IHSG berada pada support 3.937-3.963 dan resistance 4.001-4.014. Secara teknikal IHSG akan membentuk pola candle hammer dimana sebelumnya mengalami pelemahan tiga kali berturut-turut.
Posisi candle masih berada di sekitar middle bollinger bands. Di samping itu, MACD cenderung bergerak flat dengan histogram negatif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic terlihat berupaya reversal mendekati area overbought .
"Potensi kenaikan memang ada, namun dengan pergerakan bursa saham global yang variatif dikhawatirkan memicu aksi profit taking sementara," sela Reza.
Reza merekomendasikan saham PT Semen Gresik (persero) Tbk (SMGR), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Menurut dia, saham-saham itu berada di posisi mendekati batas atas dari bollinger bands yang menandakan adanya peluang untuk mengalami kenaikan.
Sementara, pengaruh dari pengumuman BI Rate, yang akan diumumkan Bank Indonesia (BI) hari ini, Kamis (9/2), perilaku investor menurut Reza sudah waspada akan posisi BI Rate di level bertahan di 6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News