Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pengamat pasar modal memperhatikan, masih banyak sentimen negatif yang berkemungkinan menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pagi hari ini, Jumat (15/6).
Analis Saham Infovesta Utama, Theodorus Praska menguraikan, katalis negatif tersebut antara lain melonjaknya yield hasil lelang obligasi pemerintah Italia tenor tiga tahun menjadi 5,3% serta yield obligasi pemerintah Spanyol tenor sepuluh tahun yang mencapai 7%. Lonjakan yield tersebut menyusul langkah lembaga rating Moody's yang memangkas rating Spanyol menjadi Baa3 dari sebelumnya A3.
"Berita negatif juga datang dari rilis angka klaim pengangguran mingguan AS pekan lalu juga diperkirakan masih di atas ekspektasi 375 ribu meski berpotensi turun dibanding pekan sebelumnya 377 ribu," kata Praska, Jumat (15/6). Di samping itu, intensitas aksi jual bersih investor asing terlihat kembali berlanjut sampai penutupan perdagangan saham kemarin (14/6) dengan net sell mencapai Rp 125 miliar.
Oleh karena itu, Praska memprediksi, IHSG masih akan melanjutkan pelemahannya di kisaran 3.727-3.843. "Adapun saham-saham yang bisa dicermati antara lain AKRA, BSDE, BBCA, dan ITMG," ulasnya.
Lain dengan Praska, walaupun tren masih melemah, namun di awal pembukaan hari ini Analis Askap Futures, Suluh Adil Wicaksono melihat peluang IHSG untuk naik. Hal ini dimungkinkan mengingat bursa regional yang menghijau mengekor pergerakan indeks Dow Jones Industrial Average. "Indeks Nikkei pagi ini sudah naik 0,5% dan bisa memberikan gambaran awal pergerakan IHSG," kata Suluih, Jumat (15/6) kepada KONTAN.
Menurut Suluh, optimisme pasar regional terkait ekspektasi stimulus yang kemungkinan akan diluncurkan pekan depan. Dari domestik, sentimen positif berasal dari berita pembagian dividen saham-saham BUMN, seperti KRAS, yang berpotensi menggairahkan perdagangan saham. Untuk hari ini, Suluh memprediksi IHSG cenderung rebound dengan pergerakan di 3.775-3.825.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News