kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Utang denominasi dollar AS pengaruhi kinerja MNCN


Jumat, 22 Februari 2019 / 07:00 WIB
Analis: Utang denominasi dollar AS pengaruhi kinerja MNCN


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) harus diperhatikan tahun ini. Meskipun utang denominasi telah terbayar, namun analis mencatat perhatian khusus akan kinerja MNCN. Sebelumnya laba bersih MNCN tergerus 11,82% (yoy) dari Rp 1,12 triliun di kuartal III 2017 menjadi Rp 989,07 miliar di kuartal III 2018.

Christine Natasya, Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia tidak yakin ada pertumbuhan signifikan untuk kinerja MNCN. Di industri media, ia menilai saham MNCN masih tidak cukup menarik setelah penurunan harga saham. Hal ini didasari utang berdenominasi dollar AS.

"Sebagai informasi, pada kuartal III lalu, nilai kerugian selisih kurs MNCN telah mencapai Rp 376,38 miliar. Padahal, di periode yang sama di tahun lalu kerugian selisih kurs emiten ini masih di level Rp 17,46 miliar," sebut Christine.

Christine Natasya pun menyampaikan, MNCN memang telah membayar cicilan pertama atas utang yang dimilikinya sebesar US$ 3,75 juta pada Agustus lalu. Alhasil, pada akhir September utang berdenominasi dollar AS yang didapati MNCN berkurang menjadi US$ 246,25 juta atau setara dengan 73% dari kewajiban berbunga perusahaan sebesar Rp 4,5 triliun.

“Meskipun utang lebih rendah namun MNCN masih terekspos kerugian dan harus berhati-hati. Terlepas dari itu, tren periklanan saat ini beralih ke digital dan perusahaan perlu mengalihkannya ke pendapatan konten,” tuturnya kepada Kontan.co.id, Kamis (21/2). Untuk itu, Christine merekomendasikan hold dengan harga 820 per saham.

Sementara Michael Tjahjadi, analis NH Korindo Sekuritas menilai bahwa MNCN telah melakukan hedging dan membayar sebagian utang yang berdenominasi dollar AS. Hingga saat ini, Michael melihat tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait utang karena MNCN memiliki strategi menghadapi volatilitas rupiah kedepannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×