Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. Analis menilai tekanan jual terhadap saham-saham grup Bakrie masih akan berlanjut. Pemicunya, tingkat leverage (meminjam) perusahaan konglomerasi ini sudah terlalu tinggi dibandingkan emiten-emiten lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Satu-satunya konglomerat grup di Indonesia yang punya tingkat leverage tinggi ya Bakrie. Kalau satu bagian perusahaan Bakrie kena, semua pasti kena imbas," ungkap Analis AM Capital Janson Nasrial , Senin (24/9).
Ia memberikan gambaran, dalam sepuluh tahun terakhir tingkat leverage emiten-emiten BEI cenderung turun. Sebaliknya, Bakrie justru terus menanjak.
Janson memberikan perbandingan rasio utang terhadap EBITDA (Earning Before Income Tax and Amortization) antara Grup Bakrie dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"IHSG angkanya 0,6 kali sedangkan Bakrie di atas 6 kali. Tingkat leverage Bakrie hampir 10 kali lipat dari IHSG. Kalau tingkat leverage terlalu tinggi EBITDA-nya kurang cukup untuk bisa melunasi utang dalam jangka waktu tertentu," jelas Janson.
Oleh karena itu, ia menilai wajar Bumi Plc melakukan penyelidikan terkait dugaan penyelewengan keuangan di PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Namun, bagaimanapun juga Bumi Plc masih bagian internal dari Bumi Resources. Ia mengimbau agar penyelidikan ini dilakukan dengan jelas dan transparan, terutama menyangkut transaksi yang melibatkan pihak-pihak ketiga.
"Apakah sudah sesuai dengan norma akuntansi di Indonesia atau tidak," ungkap Janson.
Ia menambahkan, belajar dari krisis Eropa harusnya Bakrie menjaga tingkat leverage seminimal mungkin, bukan malah terus menaikkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News