Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tekanan jual masih diperkirakan melanda indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan pagi ini, Selasa (7/2).
Kepala Riset Universal Broker, Satrio Utomo, Selasa (7/2) menerangkan, ketika kondisi sentimen perdagangan di Bursa Efek Indonesia sedang normal, koreksi sebesar 0,13% pada indeks Dow Jones Industrial (DJI) pada penutupan hari ini,Selasa (7/2) bukanlah suatu halangan bagi pergerakan indeks.
Akan tetapi, lanjut Satrio, pada saat koreksi tipis ini terjadi saat kondisi bursa sedang sedang dalam kondisi yang sedikit rapuh karena aksi profit taking, sepertinya investor harus bersiap untuk mengadapi IHSG yang bergerak flat atau malah cenderung turun.
Menurut Satrio, kegagalan pada support di level 4.000 untuk bertahan pada perdagangan kemarin, menyebabkan trend jangka menengah IHSG berubah menjadi flat dengan kisaran 3.875-3.900 sebagai support dan 4.025-4.050 sebagai ressistance.
"Dalam kondisi seperti ini, positioning dengan strategi buy on weakness sebaiknya hanya dilakukan ketika IHSG sedang berada di kisaran suport, dan posisi sell on strength dilakukan ketika IHSG berada di ressistance," jelasnya.
Satrio merekomendasikan kepada investor untuk penempatan dana sebaiknya hanya difokuskan pada saham big caps (ASII, GGRM, dan UNTR), emiten penambang batubara (BUMI, ITMG, PTBA), Semen (INTP dan SMGR), serta Pakan Ternak (CPIN, JPFA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News