Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) memeluk utang sebesar Rp 893,61 miliar yang akan jatuh tempo tahun ini. Di situ, utang valuta asing (valas) TBLA tampak mendominasi dengan porsi atau sebesar US$ 62,2 juta atau setara Rp 782,47 miliar. Sedangkan utang dalam mata uang Rupiahnya cuma Rp 111,14 miliar.
Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menyarankan TBLA untuk mencari dana eksternal dalam bentuk Rupiah untuk membayar utang jatuh temponya. Apalagi melihat kas dan setara kas TBLA cuma Rp 272,34 miliar pada kuartal ketiga 2014.
“Karena ke depannya nilai tukar Rupiah belum tentu stabil,” ucap Kiswoyo, Rabu, (14/1).
Ia melihat beberapa waktu lalu, banyak perusahaan yang mengambil utang dalam denominasi Dollar karena suku bunganya yang mini. Namun kini, tren rendahnya suku bunga Dollar Amerika akan segera berakhir. Pasalnya, The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya.
Kiswoyo mengkhawatirkan porsi utang TBLA yang mayoritas dalam Dollar. Tentunya tak masalah apabila TBLA telah melakukan lindung nilai atau hedging. Namun jika tidak, ini tentunya membahayakan kinerja perseroan.
Kiswoyo memperkirakan, kinerja emiten Crude Palm Oil (CPO) masih akan tumbuh subur. Menurutnya, harga CPO tahun ini akan sama dengan tahun lalu. Ia mengatakan bahwa harga CPO tak akan terjun ke bawah RM 2.000 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News